“Untuk wilayah Watumalang banyak sekali kelompok wanita tani yang memiliki produk unggulan. Tetapi, yang paling penting anggota wanita tani harus pandai membaca segmentasi pasar. Supaya, produk unggulan mudah untuk dipasarkan dengan baik,” terang Haryono Agus Sekcam Watumalang, Kepada Harian Wonosobo di sela-sela kunjungannya ke kelompok wanita tani Srikandi, kemarin.
Sejauh ini ada beberapa kelompok wanita tani di Watumalang yang memiliki produk unggulan, Misal, wanita tani di Desa Krinjing, Desa Kalidesel, Limbangan dan Wonoroto. Produk unggulan yang digagasnya itu hampir sebagian mengolah lebah madu.
“Produk unggulan yang dicanangkannya itu adalah mengolah lebah madu. Hanya saja segmentasinya masih kalangan atas,” katanya.
Boleh dibilang, segmentasinya masih tebang pilih, karena hanya menyediakn madu dengan ukuran botol besar. Sehingga, membuat kalangan bawah atau menengah yang ingin mengkonsumsi madu dengan ukuran kecil maka cukup kesulitan untuk membelinya.
“Jangan hanya menjual madu dengan segmentasi dalam bentuk botol besar. Karena pasar ada yang ingin harga yang Rp3ribuan dan Rp6 ribuan. Sehingga, pembeli dari berbagai kelas di kalangan masyarakat bisa membeli madu yang dijadikan produk unggulan,” jelasnya.
Dengan membaca segmentasi pasar, maka secara otomatis akan mudah untuk dipasarkan. Karena, berbagai kalangan bisa dengan mudah untuk membelinya.
“Supaya tidak ada kesan yang bisa beli orang kaya saja. Karena, segmentasi sedang, menengah dan bawah juga terakomodir,” tandasnya.
Untuk bisa membaca segmentasi pasar, anggota harus bisa berinovatif. Supaya bisa menumbuhkan ekonomi kretaif, karena tuntutan itu bisa sesuai dengan visi misi Wonosobo untuk menuju masyarakat yang lebih maju dan sejahtera.
“Keberadaan KWT akan bisa menjawab tantangan masyarakat, karena selama ini masyarakat Watumalang selama sangat mudah dibina dan mudah mengejar ketertinggalan dengan wilayah lain,” katanya. (Red-HW25/Foto: Fatjam/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment