Wonosobo, Harian Wonosobo - Program ketahanan pangan yang digalakan oleh pemerintah tidak hanya tanaman padi saja akan tetapi juga tanaman pangan yang lain khususnya jagung dan kedelai. Kedua jenis tanaman tersebut Indonesia masih impor dari Negara lain.
Tidak semua lahan di Wonosobo bisa ditanami padi, seperti di kawasan lereng gunung, tanaman padi tidak bisa berbuah. Melihat kondisi tersebut kelompok tani Kembang Jambu Desa Tlogojati menanam jagung jenis hibrida, dalam upaya membantu pemerintah menciptakan swasembada pangan.
“Kebutuhan akan jagung dan kedelai cukup tinggi. sedangkan kemampuan produksi yang ada saat ini masih sedikit sehingga belum mencukupi kebutuhan dalam negeri, upaya petani dilereng gunugn untuk menanam jagung harus dimotivasi,” ungkap Danramil Wonosobo Kapten Inf Punidi di sela-sela panen jagung kemarin (25/5) di Desa Tlogojati, Wonosobo.
Menurutnya, pendampingan harus terus dilakukan kepada para kelompok tani dengan memberikan metode pengolahan lahan yang baik, pemilihan jenis tanaman yang cocok dengan iklim setempat, cara pembrantasan hama, pemupukan sampai dengan panen yang benar.
“Para petani tidak membutuhkan ceramah akan tetapi lebih kepada praktek dilapangan. Manfaat dari praktek dilapangan adalah semakin eratnya hubungan emosional antara petani, dengan babinsa dan PPL. Ini sangat bagus bila bisa diterapkan kepada seluruh sektor pemerintahan,” katanya.
Diakui, dalam proses pendampingan ada kendala, dimana para petani tidak serentak dalam melakukan penanaman, selain itu dalam satu wilayah serta jenis yang ditanam berbeda-beda membuat para Babinsa dan PPL dalam memberikan penyuluhan dan pendampingan ke kelompok tani berbeda – beda disesuaikan dengan kondisi tanaman yang ada saat itu.
“Para Babinsa dan PPL Pertanian dalam pendampinan ke para petani dilakukan secara langsung terjun dilapangan. Mereka tidak membutuhkan pengarahan akan tetapi praktek langsung dilapangan sehingga bila terjadi permaslahan dapat diatasi secara bersama- sama,” pungkasnya
(Rd-HW35/Gus).
Tidak semua lahan di Wonosobo bisa ditanami padi, seperti di kawasan lereng gunung, tanaman padi tidak bisa berbuah. Melihat kondisi tersebut kelompok tani Kembang Jambu Desa Tlogojati menanam jagung jenis hibrida, dalam upaya membantu pemerintah menciptakan swasembada pangan.
“Kebutuhan akan jagung dan kedelai cukup tinggi. sedangkan kemampuan produksi yang ada saat ini masih sedikit sehingga belum mencukupi kebutuhan dalam negeri, upaya petani dilereng gunugn untuk menanam jagung harus dimotivasi,” ungkap Danramil Wonosobo Kapten Inf Punidi di sela-sela panen jagung kemarin (25/5) di Desa Tlogojati, Wonosobo.
Menurutnya, pendampingan harus terus dilakukan kepada para kelompok tani dengan memberikan metode pengolahan lahan yang baik, pemilihan jenis tanaman yang cocok dengan iklim setempat, cara pembrantasan hama, pemupukan sampai dengan panen yang benar.
“Para petani tidak membutuhkan ceramah akan tetapi lebih kepada praktek dilapangan. Manfaat dari praktek dilapangan adalah semakin eratnya hubungan emosional antara petani, dengan babinsa dan PPL. Ini sangat bagus bila bisa diterapkan kepada seluruh sektor pemerintahan,” katanya.
Diakui, dalam proses pendampingan ada kendala, dimana para petani tidak serentak dalam melakukan penanaman, selain itu dalam satu wilayah serta jenis yang ditanam berbeda-beda membuat para Babinsa dan PPL dalam memberikan penyuluhan dan pendampingan ke kelompok tani berbeda – beda disesuaikan dengan kondisi tanaman yang ada saat itu.
“Para Babinsa dan PPL Pertanian dalam pendampinan ke para petani dilakukan secara langsung terjun dilapangan. Mereka tidak membutuhkan pengarahan akan tetapi praktek langsung dilapangan sehingga bila terjadi permaslahan dapat diatasi secara bersama- sama,” pungkasnya
(Rd-HW35/Gus).
0 komentar:
Post a Comment