SEMINAR:
Suasana seminar di Hotel Krisna Wonosobo, kemarin.
|
Maka kita lihat saja, Timur Tengah pusat asal mula agama-agama besar. Tetapi tidak bisa bangun peradabannya, justru barat yang berkembang.
“Itulah yang membuat kami untuk menggelar seminar tentang membangun kekuatan muslim dalam rangka revitalisasi peradaban Islam,” ungkap ketua seminar merajut kembali peradaban Islam Pascasarjana Unsiq, Mahfud Junaedi di Hotel Krisna, Selasa (16/6/2015) kemarin.
Anggapan kehancuran peradaban Islam di Timur Tengah membuat sebagian intelektual Islam untuk memulai memikirkan membangun peradaban dari bangsanya. Sebab, mereka menilai jika peradaban Islam Nusantara harus di gaungkan.
“Peradaban Islam Nusantara harus gaungkan, tidak semata-mata peradaban Islam datang dari Timur Tengah,” ungkapnya.
Menurunya, seminar ini dimaksudkan untuk membangun peradaban islam. Sehingga, paska sarjana Unsiq mempunyai kepentingan untuk merajut kembali peadaban terutama melakukan integrasi antara peradaban barat dan islam.
“Kita ingin bangun dan menunjukkan Islam di indoensia berbeda dengan islam di timur tengah,” tuturnya.
Menurut Junaedi, perbedaan Islam Indonesia itu terletak pada karakternya. Sebab, penyebaran para ulama di Nusantara tanpa melakukan peperangan.
“Bedanya kita ingin bangun dari Wonosobo melalui peradaban Islam nusantra, maka nya Wonosobo merupakan Icon peradaban Islam. Karena indonesia bagian dari masuknya islam tidak melalui peperangan tetapi akulturasi budaya. Budaya akan dijadikan icon Islam rahmatal lil alamian,” katanya.
Menurutnya, mntuk membangun peradaban, maka harus kembali kepada Islam, Alquran dan ilmu pengetahuan.
“Jadi imu pengetahuan bagian terpenting bangun peradaban. Karena peradaban harus dimuali titik dan koma. Bahasa simbol utama bangun peradaban,” ucapnya.
Pembicara seminar tersebut tak tanggung-tanggung karena mendatangkan pembicara dari Timur Tengah, Barat dan Indonesia. Yaitu, Ronald Lukens-Bull, Ph.D, Prof Yudian Wahyudi, Ph.D, Asmaji Muhtar Syaich, Zamani. (Red-HW47/Foto: FJ/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment