 |
|
TUNJUKKAN: Mundiun warga Larangan
Onje menunjukkan watu lumpan di alas reca.
|
Benda berbentuk batu yang bernilai sejarah di alas reca menyimpan tabir yang belum diketahui kejelasannya. Karena, tidak ada satupun warga yang mengetahui secara pasti akan riwayat sejarahnya. Hanya saja, ketika batu tersebut hendak diambil tidak ada kejelasan kedalaman, karena semakin digali masuk justru batunya semakin banyak.
Pantauan Harian Wonosobo, terlihat batu berbentuk lumpang berukuran satu meter persegi yang dibagian pinggirnya sudah terukir kotak-kotak menyerupai ukiran candi. Benda tersebut terletak ditengah-tengah hutan. Nama hutannya adalah, alas reca. Bagian atapnya terlihat ada bekas penutupnya, tetapi sudah tidak ada dilokasi.
“Tidak ada yang tahu sejarahnya, karena sudah dari dulu kala enda ini ada. Dan sangat sulit untuk diamil, karena jika digali lebih dalam justru semakin banyak batunya,” Terang warga Larangan Onje RT03, RW 04, Desa Mojosari, Mundiun kepada harian wonosobo disela-sela menunjukkan batu lumpang, Sabtu (20/6/2015).
Menurutnya, pada bagian atap atu lumbang terdapat seuah penutup. Tetapi, oleh warga benda tersebut dipisahkan dengan dikubur.
“Dulu penutupnya ada, tetapi sudah dikubur, dan tidak ada yang berani untuk mengotak-atik benda tersebut,”jelasnya.
Sementara itu, sesepuh desa Larangan Onje Mashuri juga tidak mengetahui secara pasti akan sejarah benda tersebut. Tetapi, sejak dulu warga tidak oleh mengotak-atik dan mendekati benda tersebut.
“Sudah sejak dulu alas atau lahan itu dieri nama reca, dan kami tidak tahu alasannya kenapa diberi alas reca,”jelasnya.
Menurutnya, cerita dimasyarakat air yang ada diluang atu isa digunakan untuk menyemuhkan penyakit. Selain itu, airnya juga dipercaya bias menggemukkan sapi.
“Dulu ceritanya jika ada sapi yang kurus, diambilkan air dari situ kemudian gemuk,”tuturnya. (Red-HW49/Foto: Jam/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment