Peserta haflah&teater anak sholeh bersama guru-gurunya, kemarin. |
“Sebelum khotmil quran di mulai, kami menyuguhkan sebuah teater. Namun, teaternya lebih cenderung kepada anak shaleh,” ungkap panitia haflah dan sekaligus guru ngaji TPQ Al Mujahidin Larangan Kulon, Supriyanto seusai haflah, Minggu (14/6/2015) kemarin.
Menurutnya, teater yang disuguhkan tersebut dimaksudkan supaya anaka-anak terinspirasi untuk menjadi anak shaleh. Tentunya, yang berbakti kepada kedua orang tua.
“Kami ingin dengan teater itu mereka tidak menghormati orang tuanya. Karena, kemahiran dalam membaca quran juga tak lepas dari peran orang tua. Untuk itu, melalu teater anak sholeh ini kami ingin anak-anak berbakti kepada ibu dan bapaknya,” katanya.
Paska teater anak sholeh dilanjutkan demonstrasi yanbua. Anak-anak di uji kemampuanya dalam membaca ayat-ayat al quran. Lalu, diberikan penilaian oleh guru yang ahli dibidang quran.
“Mereka membaca dan setiap bacaannya diuji. Supaya, pemahaman anak-anak dalam membaca quran tidak sepenggal-sepenggal,” tuturnya.
Seuasi demontrasi yanbua dilakukan, lalu dilanjutkan dengan proses khataman dan syahril quran. Dilanjutkan dengan sabdo pamungkasan dari romo Romadlon, Kordinator Himasal PP Lirboyo.
Haul Sesepuh dan Haflah Khotmil Quran TPQ Al-Mujahidin Pekaringan, Larangan Kulon, Kecamatan Mojotengah juga dihadiri langsung kordinator Yanbua Wonosobo, Muzan. (Red-Hw47/Foto: Jam/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment