 |
|
Imam Mushola
Dusun Kleyang Gunung, Desa Pungangan, Kecamatan Mojotengah, Ahmad Mahin sedang
menunjukkan Quran Kuno.
|
Ramadan selain bulan yang memberikan pengampunan terhadap semua mahluk Allah, juga merupakan bulan yang penuh keberkahan. Berawal dari situlah yang membuat beberapa remaja mengaji Qur’an Kuno bertuliskan tangan peninggalan Kiai Jamhari di Mushola Mujahidin, Dusun Kleyang Gunung, Desa Pungangan, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Sepintas tak ada yang istemewa di Dusun Kleyang Gunung, Desa Pungangan Kecamatan Mojotengah ini. Desa yang terletak disebelah perbukitan Begelan yang masyrakatnya rata-rata adalah petani.
Namun siapa sangka di desa tersebut tersimpan sebuah karya seni bernilai sejarah tinggi berupa kitab suci AlQur’an kuno bertuliskan tangan yang awalnya dimiliki oleh salah seorang Kiai di desa tersebut.
Jika diamati kitab suci yang berukuran 50 centi meter dan lebar 30 centi meter itu nampak utuh, namun ketika diperhatikannya dengan seksama beberapa halamannya robek dan berlubang. Akan tetatapi, anehnya, tinta yang dipakai menulis AlQur’an tetap terang dan jelas. Dari situ menurut Kepala Dusun Kleyang Gunung Ahmad Mahin mengatakan, dapat dipastikan kertas maupun tinta yang digunakan mempunyai kualitas yang bagus.
Dalam kitab suci 30 juz lengkap itu, tak ditemukan nama penulis, hanya ditemukan tulisan tahun penulisan AlQur’an, yakni 1286. Meski demikian, Ahmad Mahin akan menjaga dan merawat Al-Qur’an tulisan tangan tersebut. Lantaran itu adalah peninggalan dari sesepuh dusun Kleyang Gunung yang menjadi panutan masyarakat hingga saat ini.
Kitab suci AlQur’an tulisan tangan peninggalan Kiai Jamhari tersebut dibaca setiap bulan Ramadhan. Kitab yang tersimpan dirumah kepala Dusun Kleyang Gunung hanya dibaca di Mushola setiap Ramadhan. Ahmad Mahin mengatakan, tujuannya supaya dibulan Ramadhan mendapatkan keberkahan. Sebab Qur’an ini murni tulisan tangan.
Untuk menjaga Qur’an kuno tulisan tangan tersebut, Ahmad Mahin menyimpannya dalam sebuah bungkusan kain sederhana. Meski beberapa bagian halamannya robek, namun sebagian besar Qur’an berumur sekitar 1000 tahun itu masih utuh.
Ahmad Mahin mengaku, jika Al Qur’an itu Peninggalan dari Kiai Jamhari. Menurutnya, Qur’an ini didapatkan dari Kiainya Mbah Dimyati. “Qur’an peninggalan Almarhum simbah Kiai Jamhari,” katanya.
Kiai Jamhari adalah salah satu Murid Kiai Dimyati Kalilawang yang menyebarkan ajaran islam di Dusun Kleyang Gunung sekitar 1925. Ia mengajarkan AlQur’an bersama Kiai Sarjo, dan Mbah Kiai Munawar.
Dalam mengajarkan ajaran islam, Menurut Ahmad Mahin, Kiai Jamhari mengawalinya dengan membangun Mushola yang sekarang bernama Mushola Mujahidin.
“Mushola Mujahidin awalnya hanya bangunan dari kayu biasa. Namun dalam perkembangannya mengalami perbaikan hingga saat ini,” katanya.
(Laporan Harian Wonosobo/Foto: Jam/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment