LATIHAN: Pelajar SMA 1 Kertek belajar PBB |
Cara tersebut dilakukan dengan model tanpa memberikan tekanan sehingga peserta latihan tidak merasa emosi ataupun merasa tertekan. Karena, ketika latihan ada seorang guru pendamping yang merekam vidio untuk kemudian ditunjukkan kepada peserta latihan.
“Awalnya kami berencana untuk memberikan teguran ketika salah dalam latihan. Namun, karena tenaga dan pikiran mereka terus digodok, agar tidak merasa tersinggung maka kami vidio latihannya. Ketika, ada kesalahan maka dengan sendirinya peserta merasakan sendiri dan merubahnya,” terang Sumono guru pendamping perlombaan TUB dan PBB SMA Kertek di kompleks Gedung Adipura, Rabu (25/3/2015) beberapa waktu lalu.
Menurutnya, cara yaang diterapkannya tersebut terbilang efektif. Karena, pada saat peserta latihan maka dengan sendiri mengetahui kesalahan yang dilakukan.
“Dengan memperlihatkan vidio kepada anak-anak, maka bisa dibuktikan langsung kesalahannya. Sehinnga, kami tidak perlu kesulitan dalam melatih dan menerangkannya, karena wujud kesalahannya bisa terlihat,” katanya.
Menurut Sumono, ketika peserta yang akan ikut lomba ditekan, maka secara otomatis akan menurunkan semangatnya. Sebab, setiap harinya peserta harus latihan sejak pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB.
“Untuk itu kami selalu memotivasi mereka, supaya mereka semangat dalam perlombaan. Dan hasilnya ketika perlombaan mereka dengan kompak melakukan PBB dan TUB dengan baik,” tuturnya.
Pelatih SMA Kertek Akhsin Nursidik SPd mengaku, untuk menentukan peserta yang akan diikutkan dalam perlombaan tidaklah mudah. Karena, pihak sekolah harus menyeleksi terlebih dahul peserta dengan ukuran tinggi badan yang seimbang.
“Pesertanya merupakan pelajar kelas X dan XI, tetapi kami harus menjadi yang tingginya seimbang. Kadang, tingginya seimbang tetapi tidak mudah menangkap ketika dilatih. Sebab, regu akan memainkan PBB sekalian TUB. Sehingga, membutuhkan tenaga yang ekstra,” ujarnya.
Menurutnya, dengan proses seleksi yang ketat maka membuat peserta kompak dan semangat ketika latihan. Apalagi, dalam latihan mereka selalu direkam dan vidionya ditunjukkan.
“Mereka juga merasa senang, bisa melihat kesalahan dalam latihan. Sehingga, ketika sudah mengetahui kesalahannya, dengan sendirinya maka merubah tanpa harus dinasehati, karena sudah tahu letak salahnya,” bebernya.
Menurutnya, menang dan kalah sudah menjadi hal yang wajar dalam pertandingan. Namun, pihaknya dan para regu sudah menyiapkannya sematang mungkin. “Hampir enam minggu kami latihan,” pungkasnya. (Red-HW29/Foto: Ham/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment