HOBI TRAVELING: Choirul Anwar yang sudah jelajah dunia. |
“Sejak kecil saya memiliki cita-cita untuk berkunjung ke beberapa negara di dunia, karena saya ingin tahu peradapan yang ada disana,” ungkap pemuda yang dipanggil Awang ketika ditemui di usaha Laundry miliknya tak lama ini.
Hobi pria kelahiran 2 Januari 1990 itu tak hanya diangan-anga saja. Tetapi, pada bulan Mei 2012, Awang pertama kalinya menapakkan kaki di Singapura. Tujuannya, hanya untuk melihat pola kehidupan yang ada di Singapura.
“Saya di Singapura itu tiga hari, disana saya melihat kondisi kota yang bersih, tidak ada pengemis dan semuanya berjalan dengan patuh terhadap aturan,” kata pemilik Amazone Snow Was.
Bukan Awang namanya kalau hanya berkunjung ke Singapura. Karena, di akhir September 2012 ia juga merasa penasaran dengan pola kehidupan di Malasysia. Akhirnya, bersama dengan teman-temannya, Ia berkunjung selama 7 hari di Malaysia.
“Tujuh hari saya berada di Malaysia, hasilnya saya mendapatkan pengalaman yang sangat banyak dan tidak ada di Indonesia,” tutut pemuda yang memiliki usaha toko bangunan di Gondang.
Pemuda yang memiliki puluhan usaha itu juga rencananya akan mengunjungi Jepang. Kunjungannya itu akan dilaksanakan pada Mei 2015.
“Rencananya bulan ini saya akan berangkat ke Jepang. Di sana saya akan belajar dan memotivasi TKI di Jepang,” tuturnya.
Awang juga masih memiliki keinginan yang besar untuk berkunjung ke Dubai. Karena, baginya Dubai merupakan negera yang memiliki arsitek bangunan yang megah.
“Negara selanjutnya yang saya inginkan adalah Dubai. Saya ingin melihat langsung kondisi Dubai dan peradapannya di sana,” imbuhnya.
Prinsip hidupnya adalah selalu bersedekah. Karena, dengan sedekah maka akan dilipat gandakan rejekinya.
“Saya ingat betul waktu itu hari jum’at sekitar bulan September 2011 saya pernah mendengar dan membaca bahwa barang siapa yang bersedekah dijalan Allah maka akan dilipat gandakan hinga 707 kali lipat,” tuturya,
Menurut Awang, spekulasi pada hari jumat itu saya amal di masjid waktu Jumatan sebesar Rp50.000. Selesai Jum’atan, pada saat Wang sedang menata kayu bangunan kemudian datang Mas Jamil sebagai Ketua Kelompok Tani di desa saya.
“Saya ditawari untuk menjadi agen penyalur pupuk bersubsidi dari PT. PETROKIMIA di tempat Mas Jamil. Ternyata pegawai Petrokimia tersebut adalah Mas Ikrom. Teman sekaligus guru ngaji saya waktu SMA, Mas Ikrom terlibat aktif di Organisasi keislaman di SMA,” jelasnya.
Akhirnya saya terima penawaran itu dan tanpa modal, modal spekulasi karena pupuk yang saya jual pembayarannya tempo sampai satu bulan, jadi saya bisa jual dulu baru setelah mendapatkan uang saya bayar. Modal Rp50.000 dan sekarang saya sudah menjual ribuan ton pupuk bersubsidi dari PT.Petrokimia Gresik.
(Laporan Sosok Harian Wonosobo/Foto: FJ/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment