WISUDA: Pelajar dan Kepala SMP (tengah) saat foto bersama. |
“Ada sedikit perbedaan pada pelepasan tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Kalau tahun sebelumnya tidak ada keunikan tertentu, namun untuk kali ini para siswa kelas 9 diwajibkan memakai pakaian adat bagi putra dan putri,” ungkap Wakil Kepala SMP Maarif Mlandi, Pawit Riyadi disela-sela proses wisuda di Balai Desa Mlandi, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (30/5/2015) tak lama ini.
Tidak hanya para siswa, namun para guru juga diwajibkan memakai kebaya dan pakaian adat jawa. Salah satu tujuannya untuk menanamkan rasa nasionalisme dan kemajemukan Nusantara.
“Kita ingin anak-anak juga bisa mengenal kembali kemajemukan yang ada di Indonesia dengan pakaian adat. Selain itu, supaya mereka tertanam rasa nasionalisme,” tuturnya.
Keunikan pakaian yang dikenakan juga sebanding dengan angka melanjutkan ke jenjang yang lebih tingggi. Sebab, pada tahun ini diperkirakan angka melanjutkan akan mengalami kenaikan hingga 75 persen.
“Hasil pendataan kami, sudah ada sekitar 75 persen pelajar lulusan tahun 2015 akan melanjutkan. Dan yang lainnya rencannya akan menempuh jalur non formal yakni ke pondok pesantren,” ucapnya.
Menurutnya, diperkirakan angka melanjutkan tahun ini terbilang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab, pada tahun sebelumnya, dari total 113 pelajar yang lulus ada sekitar 15 sampai 30 yang melanjutkan.
“Tahun ini dari 116 pelajar sudah ada sekitar 75 persen yang berencana melanjutkan,” katanya.
Selain itu, dari 116 pelajar yang lulus tahun ini. Ada lima anak yang memperoleh nilai tertinggi. Peroleh peringkat lima yaitu Lailatul Masuroh putri Hadi Sumarno, peringkat ke empat Siti Junari putri Muslim, peringkat ke tiga Ahmad Fathurahman, putra Mardio, peringkat ke dua Sri Murni putri Wasito dan peringkat pertama Fani Yuliani putri Mustangin. (Red-HW48/Foto: Fatjam/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment