SELAMETAN: Warga Tanjungsari selamaten tumpeng |
“Agar kondisi masjid tidak membahayakan, maka kami memulai proses pembangunan. Supaya, senderannya bisa kokoh kembali. Karena, setelah ditelan longsor, warga sekitar khawatir menggunakan masjidnya,” jelas Kepala Desa Binangun, Ari Umaryadi disela-sela prose peletakan batu pertama, Jumat (5/6/2015) kemarin.
Senderan masjid tersebut rencannya akan dibangun sepanjang 50 meter dengan ketinggian rata-rata 8 meter. Proses pembangunan akan dilaksanakan secara bersama-sama oleh warga.
“Kami akan melakukan proses pembangunan secara gotong royong,” tuturnya.
Senderan terpanjang di Kecamatan Watumalang ini diperkirakan akan menelan biaya Rp400 juta. Sumber biaya sebesar itu berasal dari swadaya masyarakat dusun Tanjungsari.
“Semua biaya untuk pembangunan senderan masjid murni dari swadaya masyarakat. Karena, masyarakat sadar betapa pentingnya senderan tersebut. Daripada menunggu belum ada kejelasan, maka secepatnya kami perbaiki,” ungkapnya.
Ari Umaryadi juga mengucapkan terimaksih kepada masyarakat dan berbagai pihak yang telah dan akan membantu terwujudnya pembanguan senderan. Sebab, tanpa adanya keikutsertaan warga maka sulit untuk dijalankan.
“Kesadaran warga sangat tinggi untuk memperbaiki secara mandiri. Dan kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya,” katanya.
Ketua BPD Desa Binangun Basyirudin menjelaskan selama ini banyak sekali kegiatan-kegiatan untuk pembangunan yang dilaksanakan oleh warga Binangun. Hampir sebagian besar kegiatan tersebut merupakan swadaya langsung dari masyarakat.
“Warga juga dengan kompak membangun beberapa titik jalan yang dulunya sangat sempit untuk dilebarkan. Supaya, mampu mempermudah akses jalan dan meningkatkan perekonomian,” imbuhnya.
Dalam waktu dekta ini, kata Basyirun masyarakat dusun Klepu Cindul telah mengadakan kerjabakti pelebaran jalan setapak menjadi 4 meter. Panjang jalannya mencapai 500 meter menuju dusun Cindul yang selama ini tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
“Selama ini jalan tersebut tidak bisa digunakan roda empat, berkat kekompakan warga dan pemerintahan desa maka jalan tersebut bisa dilalui kendaraan roda empat,” ungkapnya. (Red-HW58/Foto: Mil/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment