Sholeh Rosyadi Canangkan Pemberdayaan Perempuan

H. Sholeh Rosyadi

Wonosobo, Harian Wonosobo -H. Sholeh Rosyadi Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPRD kabupaten Wonosobo asal Jaraksari, Kecamatan Wonosobo  yang berpeluang menduduki kursi dewan, karena berhasil memperoleh suara sekitar 5300 di daerah pemilihan (dapil) I (Selomerto, Wonosobo) berencana untuk fokus pada kebijakaan pemberdayaan perempuan. Hal itu, mengingat selama ini dalam penanganan pemberdayaan perempuan masih kurang fokus. Padahal, perempuan memiliki peran yang strategis, baik di keluarga maupun di masyarakat.

“Rencananya penguatan kebutuhan dan pemberdayaan perempuan, karena perempuan memiliki peran yang strategis baik di keluarga maupun dimasyarakat,” jelas H. Sholeh kepada Harian Wonosobo dirumahnya, kemarin.

Disebutkan, untuk mensukseskan kebijakan pemberdayaan perempuan tersebut perlu dilakukan dengan paltihan-pelatihan. Paska diberi platihan kemudian diberi modl untuk mempraktekkan langsung hasil pelatihannya.

“Nantinya diharapkan perempuan bisa berorganisai dan juga sekaligus bisa ber ekonomi. Caranya ialah dengan melakukan pelatihan dan mempraktekkan langsung hasil pelatihan itu,”jelasya.

Menurutnya, perempuan-perempuan yang akan dilatih terutama Fatayat Muslimat serta PKK. Karena, selama ini belum begitu mendapatkan pelatihan pemberdayaan secara serius. Konkrinya, para perempuan akan dilatih mebuat keset, idep, mengolah sampah  serta keahlian yang lain. Tentunya, menyesuaikan potensi masing-masing desa. Untuk itu, harus fokus, satu desa satu program atau One Village One Produk.

“Selama ini belum dimaksimalkan secara khusus. Misal, satu desa perempuan memiliki produk hasil karya mereka sendiri. Desa lain juga produknya berbeda. Supaya tidak saling menyaingi justru saling mendukung diantara satu dengan yang lainnya,”jelasnya.

Ke depan, kata H. Sholeh  perempuan juga harus bisa sebagai pelaku politik bukan hanya menjadi subyek politik saja. Karena, ketika perempuan bisa terorganisir dengan baik maka akan bisa memajukan gerakan peremuan. Sebab, para perempuan itu  memilki jiwa kekompakan yang luar biasa dahsyat.

“Jiwa perempuan itu sangat kompak, jika satu sudah semangat yang lain juga ikut semangat untuk
pemberdayaan,”jelasnya.

Ia juga mengaku, sudah ketemu langsung dengan beberapa masyarakat, yang paling penting itu harus ada sistem manajerial yang profesional. Karena, hampir kekurangan  dalam pemberdayaan itu karena manajerial.

“Dengan dibekali keahlian dan memiliki produk rumahan, maka perempuan akan mampu menopang kehidupan ekonomi keluarga.

Ia juga berencana untuk mendatangkan investor, karena dalam industri tidak bisa mengurusi semuannya. “Sudah pernah berkomunikasi dengan investor Jakarta terkait Bank sampah. Respon investor tersebut akan dikomunikasikan lagi supaya bisa tertarik,”teranganya.

Menurut Sholeh, rencanannya agenda tersebut akan ditargetkan selama 5 tahun menjabat sebagai dewan. Diakhir pertemuan, Sholeh juga menyampaikan, politik itu ujungnya maslahat. Jika lawan harus jadi kawan. Dan  kebijakan seorang pemimpin kepada masyarakat mengacu pada maslahat. (Red-HW34/Foto: Jam/Harian Wonosobo).

21:48