Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Friday 19 June 2015

    Tabuh Bedug, Tradisi Sambut Awal Ramadan 2015

    TABUH BEDUG: Remaja di Wonsobo sambut datangnya Ramadan.
    Wonosobo, Harian Wonosobo – Berbagai ritual dilakukan oleh umat muslim selama menyambut bulan Ramadan. Salah satunya yakni tradisi menabuh bedug yang dilakukan oleh setiap umat muslim di Wonosobo. Tabuh bedug tersebut sebagai pertanda menyambut jika keesokan harinya akan memasuki awal bulan Ramadan.

    Pagi itu tabuhan bedug yang diiringi dengan pukulan pentongan berkumandang di setiap desa hampir diseluruh Kabupaten Wonosobo.  Bukan hanya pagi hari, bahkan setiap dua jam sekali hingga sore hari tabuhan bedugpun tak pernah berhenti. Karena tabuhan itu sebagai wujud syukur dan kebahagiaan jika esok lusa umat muslim Wonosobo sudah mulai menjalankan ibadah puasa.

    Kurniawan remaja asal Kalicecep,  Kecamatan Kertek pada saat menabuh bedug mengaku menabuh beduh bersama teman-temannya di masjid sudah dilakukan sejak pukul 05.30 WIB. Setelah shalat subuh pulang sebentar kemudian dilanjutkan ke masjid menabuh bedug.

    “Sesudah Shalat Subuh kita langsung pergi ke masjid nabuh bedug dan pentong,” jelasnya saat ditemui Wonosobo ekspres di masjid Al Iman.

    Tradisi tabuhan bedug ini dilakukan setiap tahun ketika akan memasuki awal Ramadan. Hal itu selalu dilakukan turun temurun dari nenek moyangnya.

    “Besok kan puasa, jadi hari ini padusan, tandanya padusan ya dengan tabuhan bedug dan pentongan,” tambahnya sembari menabuh bedug.

    Lebih mengasyikkannya lagi, tabuhan yang harus dimainkan dua orang itu dilakukan secara bergantian oleh teman-teman sebayanya. Sembari yang lainnya berhenti dan  berkomat-kamit mengeluarkan nada shalawat kemudian dua orang yang lainnya menabuh nada-nada yang keluar dari kulit sapi yang sudah dikemas menjadi bedug.

    “Kalau sudah capek kan gantian, soalnnya teman yang lain juga ingin menabuh,” jelasnya.

    Tabuhan bedug  menyambut awal bulan Ramadan juga sama halnya yang dilakukan oleh remaja di Desa Wonoyoso, Desa Mojosari, Kecamatan Mojotengah. Mereka menabuh bedug dan pentongan secara bergantian. Hanya saja alunan tabuhan bedug dan pentongan itu berbeda dengan yang dimainkan remaja Kalicecep.

    Sementara itu, Mujiono yang sedang asyik menabuh menjelaskan, untuk cara tabuhan beduh itu dilakukan dengan memukulkan batang kayu yang sudah diberi pentulan bagian atasnya kebedug. Antara pukulan tangan kanan dan tangan kiri dilakukan secara bergantian disesuaikan dengan irama pentongan.

    “Kalau pentongannya itu hanya mengikuti alunan bedugnya saja, Kunci iramanya itu ada dibedug,” terangnya.

    Tradisi bedugan ini tidak hanya dilakukan ketika menyambut awal Ramadan, tetapi dilakukan juga ketika akhir Ramadan. Karena sebagai pertanda ibadah puasa telah berakhir. (Red-HW58/Foto: Jam/Harian Wonosobo).
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Tabuh Bedug, Tradisi Sambut Awal Ramadan 2015 Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top