Mojotengah, Harian Wonosobo - Masjid Baiturrokhman yang berada di Dusun Sorogaten, Desa Sojopuro, Kecamatan Mojotengeh merupakan masjid yang paling makmur dan indah. Sebab, masjid tersebut terpilih untuk mewakili Kecamatan Mojotengah dalam lomba penilaian kebersihan, keindahan dan kemakmuran (K3) masjid di tingkat Kabupaten. “Dari beberapa masjid yang ada di kecamatan Mojotengah, diluar masjid yang sudah pernah mengikuti lomba K3, masjid Baiturrokhman Sorogaten merupakan masjid yang mewakili Kecamatan untuk maju dalam lomba tingkat Kabupaten. Sebab, dari proses penilaian atau seleksi diantara masjid yang lain, masjid ini memiliki keindahan, kebersihan dan pengelolaan administrasi yang bagus. Hasil dari penataan dan inventarisasi, muncul masjid di Dusun Sorogaten untuk mewakili Mojotengah,” terang Camat Mojotengah, Satriatmo kepada Harian Wonosobo disela-sela penilaian.
Menurutnya, peran masjid dalam memakmurkan masyarakat sangatlah besar. Sebab, dalam sejarah Islam, masjid merupakan media yang digunakan nabi untuk membuat strategi perang dan kegiatan sosila. Apalagi, diera moder, sudah mulai muncul kesadaran masyarakat mengfungsikan masjid untuk nikah, musyawarah, sumber informasi dan lain sebagainya. “Dengan manajemen masjid yang sesuai dengan standarnya, maka nantinya semua masjid dalam berperan sebagai pusat peradaban. Bukan hanya bagus difisiknya saja, tetapi masjid memiliki standar kesehatan, keindahan dan manajemen pengelolaan yang bagus,” terangnya.
Kepala Desa Sojopuro, Kecamatan Mojotengah, Sutrimo mengatakan, pengelolaan dan penataan masjid berbasis manajemen masyarakat ini dilakukan sudah sejak tahun 2003. Tetapi, menjelang perlombaan ini pemerintahan desa bekerjasama dengan takmir masjid dan pemuda mempersiapkan berbagai kebutuhan. “Sejak tiga bulan kami menata administrasi, pengecetan masjid, kebersihan dan keindahan masjid,” terangnya.
Menurutnya, meski masjid yang terlihat sudah tua, namun memiliki nilai artistik yang sangat tinggi. Sebab, dalam pembangunnannya sudah memiliki perencanaan jangka panjang. Bahkan, dikompleks masjid diberikan fasilitas berupa klinik, perpustakaan masjid, TPQ, kantor masjid, gudang, mading, serta pengelolaan kas masjid untuk simpan pinjam,”tuturnya.
Sementara itu, Kordinator penilaian K3 Mahbub mengatakan, ada empat kriteria penilaian dalam lomba masjid terbersih, terondah dan kemakmurannya. Yaitu, kekompakan masyarakat, idaroh (administrasi), imaroh (peribadatan), riayah (kebersihan dan keidnahan). “Semua aspek itu akan ditinjau oleh juri, namun melihat kekompakan masyarakat. Maka, dalam hal kekompakan bisa mendapatkan nilai 100. Sebab, masyarakatnya kompak dan mengelola masjid,” terangnya. (Red-HW38/Foto: Harian Wonosobo).
Menurutnya, peran masjid dalam memakmurkan masyarakat sangatlah besar. Sebab, dalam sejarah Islam, masjid merupakan media yang digunakan nabi untuk membuat strategi perang dan kegiatan sosila. Apalagi, diera moder, sudah mulai muncul kesadaran masyarakat mengfungsikan masjid untuk nikah, musyawarah, sumber informasi dan lain sebagainya. “Dengan manajemen masjid yang sesuai dengan standarnya, maka nantinya semua masjid dalam berperan sebagai pusat peradaban. Bukan hanya bagus difisiknya saja, tetapi masjid memiliki standar kesehatan, keindahan dan manajemen pengelolaan yang bagus,” terangnya.
Kepala Desa Sojopuro, Kecamatan Mojotengah, Sutrimo mengatakan, pengelolaan dan penataan masjid berbasis manajemen masyarakat ini dilakukan sudah sejak tahun 2003. Tetapi, menjelang perlombaan ini pemerintahan desa bekerjasama dengan takmir masjid dan pemuda mempersiapkan berbagai kebutuhan. “Sejak tiga bulan kami menata administrasi, pengecetan masjid, kebersihan dan keindahan masjid,” terangnya.
Menurutnya, meski masjid yang terlihat sudah tua, namun memiliki nilai artistik yang sangat tinggi. Sebab, dalam pembangunnannya sudah memiliki perencanaan jangka panjang. Bahkan, dikompleks masjid diberikan fasilitas berupa klinik, perpustakaan masjid, TPQ, kantor masjid, gudang, mading, serta pengelolaan kas masjid untuk simpan pinjam,”tuturnya.
Sementara itu, Kordinator penilaian K3 Mahbub mengatakan, ada empat kriteria penilaian dalam lomba masjid terbersih, terondah dan kemakmurannya. Yaitu, kekompakan masyarakat, idaroh (administrasi), imaroh (peribadatan), riayah (kebersihan dan keidnahan). “Semua aspek itu akan ditinjau oleh juri, namun melihat kekompakan masyarakat. Maka, dalam hal kekompakan bisa mendapatkan nilai 100. Sebab, masyarakatnya kompak dan mengelola masjid,” terangnya. (Red-HW38/Foto: Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment