Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Friday 3 July 2015

    Ratusan Petani Sawi Caisim di Wonosobo Galau Tingkat Dewa

    Petani asal Tugu saat mengikat sawi, kemarin, di rumahnya
    Wonosobo, Harian Wonosobo – Ratusan petani sawi caisim di Wonosobo kini harus galau tingkat dewa. Sebab, Selama Ramadhan 1436 H tahun ini ratusan petani sayur sawi caisim mengalami kerugian yang cukup besar. Turunnya permintaan dari pembeli membuat harga sayuran sawi caisim anjlok. Bahkan, tak sedikit tengkulak yang menolak pembelian sayuran sawi caisim yang akhirnya petani membiarkan sayur sawi caisimnya berbunga.

    Sawi caisim, bagi warga Wonosobo juga disebut dengan sawi jesim atau jasim. Akan tetapi warga lebih akrab menyebutnya dengan sawi jesim.

    “Sejak awal ramadhan penjualan sawi caisim sangat memprihatinkan. Karena, harga per ikatnya hanya Rp200 rupiah. Padahal, biaya untuk pemetikan dan modal tanam cukup besar. Sehingga, kami menanggung kerugian akan hal tersebut,” ungkap petani sayur sawi caisim asal Tugu, Sukur disela-sela memanen sawi caisim di ladangnya, Kamis (3/7/2015) kemarin.

    Turunnya harga sawi caisim tersebut dipicu karena permintaannya turun. Sementara, untuk pasokan dari petani cukup banyak. “Saat ini pertumbuhan sayuran sawi caisimnya cukup bagus. Namun, harganya saja yang kurang bagus,” tuturnya. 

    Disebutkan, untuk penanaman sayur sawi caisim tak sedikit modal yang dikeluarkan. Karena, harus mengolah lahan, menyuburkan lahan serta memberi pupuk. Harga yang sangat rendah membuat petani merugi secara besar-besaran.

    “Modal yang di keluarkan tergantung dengan lahan yang dimiliki. Bisa saja modalnya mencapai Rp1juta. Hasilnya, hanya sekitar Rp500 ribu. Karena, harga jual sawi caisim yang tak mendukung,” ungkapnya kepada Harian Wonosobo.

    Senada dengan penjual sayur Sawi caisim asal Kaliasem, Mulud yang mengaku, tebasan sawi caisim yang dibelinya terpaksa tidak dipanen dan dibiarkan berbunga. Sebab, untuk modal yang digunakan memetik saja sangat besar.

    “Biaya panen dan hasilnya tak sepadan, untu itu alangkah baiknya dibiarkan berbunga. Dan di jadikan biji saja, supaya hasilnya cukup baik,” terangnya.

    Penjual sayuran di pasar pagi Wonosobo, Subarkah membenarkan jika sayur sawi caisim sedang mengalami penurunan harga. Penyebabnya adalah pasokan yang berlimpah sementara pembelinya berkurang.

    “Sebagian besar pembeli sayur sawi caisim adalah penjual mie ayam. Selama ramdhan cukup banyak penjual mie ayam yang tidak berjualan. Oleh karena itu, membuat permintaan berkurang,” terangnya. 

    Menurutnya, permintaan akan semakin tinggi ketika lebaran. Sebab, hampir semua penjual mie ayam dan bakso banyak yang mencarinya. Kemudian, secara otomatis akan berdampak pada kenaikan harga.

    “Biasanya ketika lebaran bisa per ikatnya mencapai Rp1500. Karena, sangat sulit untuk mendapatkan sawi caisim,”  jelasnya. (Red-HW46/Foto: Fatjam/Harian Wonosobo).
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Ratusan Petani Sawi Caisim di Wonosobo Galau Tingkat Dewa Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top