Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Friday 10 July 2015

    Nasi Tiwul Khas Wonosobo Jadi Potensi Wisata Kuliner

    Siti, salah satu warga yang membuat nasi tiwul
    Kalibawang, Harian Wonosobo – Nasi Tiwul khas Wonosobo jadi potensi wisata kuliner di Kabupaten Wonosobo. Akan tetapi, meskipun hanya sebagian orang yang masih suka dan terpaksana Nasi tiwul, namun makanan unik ini menjadi potensi wisata kuliner yang sangat besar.

    Kesadaran sebagian masyarakat Kalibawang, Kaliwiro dan Wadaslintang untuk mencukupi kebutuhan pangan sangat tinggi. Musti lahannya tak produktif untuk ditanami padi dan jagung, tetapi hampir  keseluruhan warga Genting,  Desa Kalikalang, Kecamatan Kalibawang  mensiasatinya dengan mengolah ketela pohon atau singkong untuk diolah menjadi sebuah makanan  bernama  nasi Tiwul.

    “Nasi Tiwul ini merupakan makanan pokok warga yang diwariskan oleh para leluhur desa Genting, karena lahannya tidak bisa ditanami padi,” terang Siti Warga Genting, Desa Kalikalang kepada Harian Wonosobo di sela-sela proses membuat nasi Tiwul.

    Menurutnya, jenis nasi Tiwul itu berbeda-beda. Ada yang berkualitas baik dan ada juga yang kualitasnya tidak baik. Tergantung pada proses pembuatannya.

    “Jenis nasi Tiwul itu berbeda-beda, tinggal proses dalam membuat saja mas yang diperlukan agar kualitasnya bagus,” terangnya.

    Agar nasi Tiwul berkualitas, Kata Siti proses pembuatannya dilakukan dengan berbagai tahapan. Setelah memanen singkong dari  ladang. Kemudian singkong dikupas dengan bersih. Supaya mudah, singkong dipotong-potong dengan ukuran kecil.

    “Setelah singkong dipotong barulah direndam didalam kolam atau baskom selama dua hari. Setelah singkong yang dipotong terasa empuk barulah disiram dengan aliran air pancuran selama satu malam,” terangnya.

    Menurutnya, proses penyiraman di air pancuran itu berfungsi agar rasa nasi Tiwulnya tidak asam. Sebab setelah direndam dua hari didalam baskom atau kolam itu rasanya akan asem. Untuk menghilangkan rasa asem itulah dengan disiram satu malam dialiran,” terangnya.

    Setelah potongan singkong selesai dialiri pancuran barulah dijemur hingga kering. Pasca potongan singkong kering kemudian ditumbuk didalam lesung.

    “Apabila tumbukannya sudah lembut baru diletakkan diatas tampah bambu dan disaring. Setelah itu butiran-butiran Tiwul yang belum matang dimatangkan dan dijemur hingga kering,” jelasnya.

    Ternyata nasi Tiwul yang dibuatnya itu, tak hanya diproduksi untuk dikonsumsi sendiri. Tetapi, juga dijual kepada warga sekitar serta pasar.

    “Tiwulnya nanti dijual ke pasar,” jelasnya.

    Sementara itu, Tusiah Warga Genting yang juga biasa membuat nasi tiwul mengaku, untuk harga Tiwul tergantung pada jenisnya. Jenis Tiwul yang bagus biasanya dihargai hingga Rp. 7 ribu. Kemudian untuk tiwul yang kualitas kurang bagus dihargai Rp. 5 ribu.

    “Harganya tergantung tiwulnya mas,” jelasnya. 

    Menurutnya, singkong  tak hanya dibuat untuk nasi Tiwul saja. Tetapi juga dibuat makanan cemilan sejenis kerupuk bernama Krecek. “Hampir seluruh warga yang punya lahan memproduksi nasi Tiwul mas,” jelasnya. (Red-HW34/Foto: Harian Wonosobo).
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Nasi Tiwul Khas Wonosobo Jadi Potensi Wisata Kuliner Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top