 |
| Pohon Beringin di Kalitelu |
“Warga tidak berani untuk mengotak-atik ketiga pohon beringin tersebut, karena pohon itu merupakan punden desa,” Terang warga Kalitelu, Sugiono kepada Harian Wonosobo di rumahnya, kemarin.
Disebutkan, punden desa itu merupakan peningalan dari pendiri desa pertama kali di dusun Kalitelu. Karenanya, benda yang ditinggalkan tersebut mempunyai makna dan arti penting.
“Setiap desa kan sudah tentu memiliki punden desa, dan di dusun Kalitelu pundennya disitu mas,” terangnya.
Menurutnya, setiap ada kegitan mardi dusun selalu melakukan ritual sebagai upaya mendekatkan kepada Allah. Intinya, menjaga pohon beringin itu agar kompleks sekitarnya lestari dan aman dari musibah.
“Jika kedua pohon dijaga maka akan mampu menampung air hujan. Kemudian, resapannya bisa dimanfaatkan oleh warga karena ada mata airnya,”jelasnya.
Disebutkan pula, disekitar makam terdapat sebuah makam wali. Hanya saja warga tidak mengetahui secara pasti makam siapa. Tetapi, hampir puluhan warga dari luar dusun Kalitelu banyak yang mengunjungi.
“Kami juga heran, banyak sekali warga luar sini yang sering berziarah ke makam di kompleks pohon beringin,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan warga Kalitelu, Mukhatip yang menyampaikan, sejauh ini masyarakat tetap menjaga dan melestarikan pohon beringin tersebut. Hal itu, dilakukan untuk menjaga warisan sesepuh desa yang sudah memprakarsainya pertama kali.
“Karena ini merupakan warisan sesepuh maka sebagai anak cucunya kami tetap menjaga dan merawatnya. Sudah tentu, dulu ditanam dikompleks ini ada maksud dan tujuannya,” terangnya. (Red-HW34/Foto: Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment