Rohimah (42) orang tua Mujiono sang korban. |
Musibah yang menderita keluarga Ngadimin dan Rohimah itu bermula sesaat setelah Mujiono melakukan shalat Jumat. Mujiono bersama dengan teman sebayanya berencana untuk menghidupkan kembali petasan yang pada malam lebaran sudah tidak bisa dinyalakan.
Tepat, pukul 13.30 WIB, ada empat petasan udara yang masih tersisa, dari keempat petasan tersebut, 3 petasan masih bisa dihidupkan. Namun, untuk petasan yang ke empat musti sumbunya sudah dinyalakan tetapi tidak bisa hidup. Kemudian, Mujiono memotong petasan dan berhasil mengambil sumbu petasan.
Setelah sumbu petasan berhasil diperpanjang, lalu dinyalakanlah sumbu petasan udara itu. Tanpa sadar petasan tersebut tertuju ke mata sebelah kanan Mujiono. Hingga akhrinya, menyambar mata dan kemudian melukai bola mata Mujiono.
Darah dari bola mata berceceran, karena lukanya sangat parah. Hingga akhirnya, tetangga membawa Mujiono ke bidan setempat. Namun, petugas bidan tidak berani untuk mengtasinya, disarankan untuk dirujuk ke RSUD Wonosobo.
Mujiono langsung dilarikan ke RSUD Wonosobo. Petugas rumah sakit langsung menanganinya. Melihat kondisi mata yang sudah sangat parah. Maka pihak rumah sakit harus mengoperasinya. Sebab, jika tidak segera ditangani bisa menular ke mata sebelah kirinya.
“Mulai pukul 18.00 pihak rumah sakit langsung mengoperasinya. Sebab, kerusakan yang diderita sudah sangat parah,” ungkap Rohimah (42) kepada Harian Wonosobo, orang tua Mujiono di rumahnya, Rabu (22/7/2015).
Saat ini Mujiono masih dirawat di RSUD Wonosobo. Rencannya, akan dibawa kembali Kamis (22/7/2015). Fisik Mujiono masih sehat, hanya saja mata sebelah kiri sudah tidak bisa melihat.
Untuk biaya operasi anaknya diperkirakan mencapai Rp10juta. Pihaknya juga tidak memiliki asuransi kesehatan. Namun, berencana untuk mengurus BPJS. (Red-HW34/Foto: Jam/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment