 |
| Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo Priyo Purwanto sedang mengajak komite sekolah untuk menjalin kemitraan satuan pendidikan di rumah makan Sarirasa, Selasa (22/12/2015). |
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo Priyo Purwanto mengatakan, untuk mendukung itu semua maka komite sekolah selalu didorong untuk memiliki keahlian mengajak dan memotivasi lingkungan sekolah agar mampu menerapkan pola pendidikan karakter. Karena, itu secara berkelanjutan dewan pendidikan mengagendakan pemberdataan komite sekolah.
“Pemberdayaan komite sekolah dalam rangka mendukung pendidikan karakter diikuti langsung oleh 30 komite sekolah. Loka karya tersebut terselenggara sejak Selasa (22/12/2015) sampai Rabu (23/12/2015) atas inisiatif Dewan Pendidikan,” tuturnya kepada Harian Wonosobo di sela-sela lokakarya di rumah makan Sarirasa, Selasa (22/12/2015).
Pemberdayaan komite tak tanggung-tanggung, karena menghadirkan langsung praktisi pendidikan dan instansi terakait. Baik lingkungan Disdikbudpora, Kemenag serta praktisi pendidikan dari perguruan tinggi.
“Semua komponen yang terlibat kami undang untuk ikut menyelesaiakan persoalan pendidikan karakter. Sebab, peserta didik harus dibekali secara kuat pendidikan karakter, agar tidak mudah terpengaruh dengan perkembangan teknologi yang semakin mengakar,”tuturnya.
Untuk itu, model pemberdayaan komite sekolah juga mencoba untuk mengarah menjalin kemitraan. Karena, model kemitraan itu dengan menyertakan semua pihak, baik guru, orangtua, lingkungan sekitar serta peserta didik untuk memahami arti pentingnya pendidikan karakter. Sebab, untuk meningkatkan karakter peserta didik perlu dibangun secara bersama-sama oleh semua komponen.
"Untuk membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter serta dilandasi semangat gotong royong tidak bisa dilakukan olehs alah satu komponen saja. Tetapi, harus melibatkan mitra keluarga satuan pendidikan," tuturnya disela-sela lokakarya di rumah makan Sarirasa, Selasa (22/12/2015).
untuk itu perlu ada managemen penguatan kemitraan satuan pendidikan, baik keluarga, komite sekolah maupun masyarakat. dengan demikian, maka akan mampu mendorong peserta didik untuk memiliki karakter yang diinginkan.
"Jangan sampai semangat karakter gotong royong mulai dilupakan," terangnya.
Kabid Bina Program dan Pengembangan Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Musofa juga menyampaikan, butuh keterlibatan semua komponen untuk bisa membendung arus globalisasi agar karakter anak-anak tidak mudah terpengaruh. Di antaranya, kehadiran orang tua, guru, masyarakat, tokok masyarakat serta komponen lainnya.
“Anak-anak juga harus dijaga ketika menyaksikan tayangan yang mampu merusak moral anak. Orang tua juga harus bisa menjaganya, karena setelah di sekolah, anak lebih dekat dengan orang tua,”tuturnya. (Red-HW99/Foto: Ja/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment