Kondisi jalan yang buruk membuat was was para pengendara jalan. Padahal jalur ini adalah jalur alternatif menuju Magelang ataupun Jogja.
“Sebenarnya banyak sekali anak kuliah maupun karyawan dari daerah barat (plat Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo ataupun Jogja, Solo, Semarang) yang lewat daerah ini. Terlebih ketika hujan tiba, akan rawan terjadi kecelakaan dan tindak kriminal,” terangnya.
Menurutnya, sempat ada perbaikan penambalan jalan sekitar 3 bulan yang lalu, itupun karena di pasar Randusari sempat ditanami pohon pisang oleh warga sekitar.
“Apakah harus sedemikian, agar jalan diperbaiki. Apakah kami harus memasang pohon pisang terlebih dahulu, supaya jalannya diperbaiki,”keluhnya.
Menurutnya, jika sarana dan prasarana transportasi baik otomatis akan mendorong laju perekonomian, apalagi jalan dari arah Silento sampai Randusari terdapat beberapa titik rest area yang bisa membuka lapangan pekerjaan masyarakat sekitar.
“Sebenarnya jika akses jalannya diperbaiki akan membuka peluang ekonomi baru. Karena, jalan sudah mudah dan bisa mengantarkan hasil pertanian dengan mudah,”katanya.
Ia juga menyayangkan, perhatian pemerintah yang terlalu fokus untuk pembangunan taman kota. Sementara, masih banyak jalan-jalan di desa yang kondisinya mengenaskan. “Padahal pembuatan taman kota akan menambh kemaksiatan saja,”katanya.
Senada dikeluhkan dengan sopir angkutan Kepil, Margi yang mengaku, kondisi jalan rusak sangat menghambat proses angkutan. Sebab, belum ada upaya untuk memperbaikinya. “Musim hujan sangat membahayakan, karena air bisa meluber ke tengah jalan. Kemudian, kondisi jalannya tambah rusak parah,” tuturnya. (Red-HW99/Foto: Ja/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment