Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Thursday 31 December 2015

    Petani Wonosobo Pilih Jual Salak Keliling Desa

    Wonosobo, Harian Wonosobo -  Para petani salak di wilayah Watumalang dan Sukoharjo mulai memilih untuk menjajakan salaknya keliling ke desa-desa. Hal itu dikarenakan pada saat panen raya, harga sasal mulai ada tanda-tanda turun.


    “Sebelumnya perkilonya salak tembus Rp2.500 tetapi saat ini sudah maluai turun dan harganya dikisaran Rp1500. Kami harus keliling desa, agar harga jualnya masih stabil dan bisa mendapatkan untung,”tutur Sukino petani salak asal Kuripan, Kecamatan Watumalang, Jumat (25/12/2015).

    Untuk mengantisipasi menumpuknya salak pada musim panen maka keliling ke desa-desa adalah solusi terbaik. Apalagi, saat ini sedang banyak sekali desa-desa yang merayakan maulid nabi.

    “Secara otomatis salak akan dijadikan sebagai jamuan tamu. Jadi kami manfaatkan saja keliling desa,”terangnya kepada Harian Wonosobo.

    Harga salak pondoh untuk kelas A yang sebelumnya mencapai harga Rp4.000 per kilogram (Kg) saat ini hanya laku sekitar Rp2.000 per kg. "Sedangkan untuk salak kelas B dari sebelumnya berkisar Rp3.000 per kg, saat ini anjlok menjadi Rp1.500 per kg dan kelas C juga mulai mengalami penurunan,”katanya.


    Harga salak pondoh tersebut memang yang menentukan dari tengkulak, dan para petani tidak bisa berbuat banyak untuk menentukan harga jual. "Tengkulak hanya berani membeli dengan harga segitu, kami tidak bisa berbuat banyak. Jika kami meminta harga lebih mereka tidak mau membeli, dan akhirnya salak hanya membusuk," jelasnya.


    Ia mengatakan, sebelumnya para petani salak pondoh di desanya sempat memiliki inisiatif dan membentuk kelompok petani untuk menentukan harga jual salak di tingkat petani agar tidak dipermainkan tengkulak. Namun upaya ini ternyata tidak banyak arti, karena tengkulak tetap hanya mau membeli dengan harga yang mereka tentukan. "Kami sebagai petani hanya bisa pasrah, kalau harganya sedang turun. Dan kalau harganya naik kami juga tetap menurut para tenggkulak. Solusinya dijual sendiri ke desa-desa biar dapat untung besar,"Jelasnya,

    Menurut, Sugiono petani salak lainnya mengatakan, apabila  salak-salak tersebut diolah menjadi makanan lain seperti kripik salak maupun dodol salak, para petani kesulitan untuk mengolahnya dan prosesnya cukup lama. "Kami juga mengalami kesulitan untuk mengolah salak ini menjadi makanan olahan, selain itu juga kami terkendala dalam pemasaran. Apalagi, musim hujan juga menjadi kendala," jelasnya.

    Pengepul asal Wonoroto, Watumalang, Surip mengatakan anjloknya harga salak yang baru mulai awal panen ini karena bertepatan dengan musim panen buah-buahan. "Saat ini buah durian, buah rambutan dan buah mangga mulai banyak. Sehingga, buah salak tidak begitu dilirik,”katanya.  (Red-HW99/Foto: Fa/harian wonosobo).

    • Default Comments
    • Facebook Comments

    1 komentar:

    Item Reviewed: Petani Wonosobo Pilih Jual Salak Keliling Desa Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top