Penulis adalah Pengamat Wisata Wonosobo
"Gerimis, kata yang tak mampu ku definisi, entah kata benda, entah kata sifat, atau bahkan kata kerja. Seperti cinta."
Jika anda sedang merasa rendah diri, penuh kegagalan, dan tidak berprestasi, ingatlah bahwa tanah air ini adalah sepenggal 'surga'. Surga yang pernah bocor kemudian menjatuhkan setetes keindahan yang hampir seluruh dari kita menamainya Indonesia, meskipun saya secara pribadi lebih suka dengan Nusantara.
Anda tak perlu terlalu menyesali kegagalan mendapatkan posisi pekerjaan yang diimpikan, sakit hati karena disia-siakan oleh gadis pujaan anda, atau hanya sekedar chating yang gak pernah di bales, cuman di read doang. Ayolah.., Nusantara ini jauh lebih indah dari segala bayangan yang pernah ada dalam benak anda. Apakah anda tahu di Nusantara ini ada tempat yang membuat anda tidak bisa untuk tidak jatuh cinta dengannya, dengan Wonosobo. The Most Beautiful Place You Must Visit Before You Die.
Orang-orang di negeri ini kebacut menyematkan sebutan kota hujan kepada Bogor, mungkin mereka lupa, atau tidak tahu, atau mereka kurang jalan-jalan sehingga Wonosobo yang juga sering ketika pergantian hari, setiap sang surya tergelincir ke ufuk barat ada gerimis, ada rinai, ada air langit yang turun membasahi hatiku, ehh.. Wonosobo.
Sebelum anda merasakan suhu beku-nya Dieng, atau menikmati The Best Sunrise-nya Sikunir, atau memanjat Gunung Prau yang tak kalah indahnya, cobalah singgah dulu di Alun-Alun. Istirahat sejenak setelah lelah memegangi stang motor atau stir mobil dari luar kota nun jauh di sana, sembari menikmati segelas Es Dawet Duren, plus semangkuk Mie Ongklok di pojok bagian barat Pusat kota Wonosobo ini. Pun yang bawa DSLR, silahkan berpose di landmark baru Alun-Alun Wonosobo, sebuah tulisan besar berwarna oren, "WONOSOBO ASRI".
Bagi anda yang menyukai ketenangan, keheningan, dan untuk anda yang sedang penat dengan segala macam tekanan, datanglah ke Alun-Alun pada hari-hari selain akhir pekan atau liburan. Anda akan merasakan betapa nikmatnya berteduh dibawah pohon nan rindang, berjalan tanpa alas kaki dengan tidak ada yang mengganggu, atau naik sepeda gandeng berkeliling bersama sahabat dan kekasih tercinta.
Namun, jika anda adalah seorang jones (Jomblo polll ngenes), anda pingin cuci mata, anda ingin pamer kepada khalayak ramai bahwa anda orang yang rajin berolahraga, atau anda ingin berbelanja murah di pasar tumpah, datanglah ke Alun-Alun Wonosobo tiap Hari Minggu. Dijamin anda tidak akan kehabisan stok 'pencuci' mata, anda juga akan selalu punya tempat untuk sekedar menendang-nendang bola gak jelas.
Saya suka sekali Filosofi posisi Alun-Alun Wonosobo, dimana sebelah barat ada SMP 1 mewakili bidang pendidikan, ini sangat penting karena kemajuan sebuah kota akan sangat dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual dari masyarakatnya. Kemudian disebelah timur dan utara ada pendopo pengayoman kabupaten dan kantor Bupati, keduanya memberi arti bahwa pemimpin harus dekat dengan rakyat, walaupun pada kenyataanya belum sesuai dengan filosofi Alun-Alun ini.
Selanjutnya di sebelah selatan agak barat berdiri kokoh Masjid Jami, Perpustakaan Daerah dan Gereja, selain menunjukkan bahwa masyarakat Wonosobo memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi, bangunan masjid dan gereja yang bersebelahan memberi arti bahwa kerukunan antar umat beragama juga sangat di junjung tinggi. Terakhir, di sebelah selatan Alun-Alun (sedikit jauh) ada Pasar induk Wonosobo, tempat ribuan masyarakat mencari sumber penghidupan. ah, itu juga karanganku semoga gak jauh-jauh amat salahnya.
Cukup kayaknya, saya sedikit meng-explore sebuah (bisa disebut) tempat wisata di Wonosobo. Alun-Alun yang begitu mempesona. Silahkan berkunjung saja, semua rasanya tidak bisa terjelaskan, hanya bisa di rasakan. Seperti cinta.
0 komentar:
Post a Comment