Suasana pasar kembaran Wonosobo |
“Ratusan petani menanam kelembak. Karena, wilayah gunung Sumbing sangat bagus ditanami kelembak,” tuturnya.
Sayangnya, mulai awal tahun 1990 kejayaan pasar kelembak mulai bergeser. Pedagang yang biasanya membeli kelembak mulai hilang. Hingga akhirnya banyak pedagang yang gulung tikar.
“Satu persatu dari berbagai daerah mulai menghilang. Mereka tidak lagi membeli kelembak, hingga akhirnya petani juga banyak yang enggan untuk menanamnya,” tuturnya.
Tak ada yang tahu pasti mengenai bubarnya pedagang untuk membeli kelembak. Sebab, pada saat itu tidak ada kepastian terkait rendahnya daya jual. “Kami tidak tahu secara pasti, kenapa bisa pasar kelembak terbesar mulai ditinggalkan,” tuturnya.
Senada dengan pedagang beranama Sunariyah yang mengaku, pada saat pasar Kembaran mengalami kejayaan. Perekonomian warga disekitar terangkat. Sebab, petani bisa menanam dan menjualnya dengan mudah. Sementara, pedagang bisa meraup untuk dari penjualannya.
“Dulu masyarakat wilayah Kembaran mendapatkan kesejahteraan yang sangat tinggi. Karena, pasarnya sangat ramai dan sekarang pembelinya sudah sangat sepi,” terangnya.
Menurutnya, kondisi pasar Kembaran saat ini sudah sangat sepi. Sebab, hanya bisa berjualan dari pagi hingga siang. Sebab, paling ramai pembelinya hanya dipagi hari.
“Kalau sudah siang paling ramai pedagangnya. Pembelinya sudah sangat sedikit,” tuturnya. (Red-HW99/Foto: Fat/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment