Warga Gumelar saat menunjukkan sungai colat yang kekeringan. |
Kondisi tersebut baru dirasakan pada tahun ini, karena musim kemarau tahun lalu masih ada tanda-tanda kehidupan. Air masih mengalir deras, namun tahun ini sudah tak tersisa setetespun air di sungai Colat.
Sungai colat merupakan aliran yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan air untuk warga sekitar. Air yang bersumber dari gunung Memean itu berahir di waduk Wadaslintang.
“Sumber air nya dari gunung Memean. Gunungnya sudah kekeringan, sehingga tak ada air disungai colat,” kata Basirun warga Gumelar, Minggu (11/10/2015).
Saluran colat sudah hampir satu bulan mulai terlihat kekurangan air. Karena, pada beberapa bulan yang lalu airnya masih mengalir. Namun, karena kondisi gunung Memean sudah gersang maka suah tak ada air.
“Sudah hampir satu bulan mas, dan kekeringan ini baru terjadi kemarau tahun ini. Tahun lalu belum separah tahun ini,” katanya.
Menurutnya, akibat menyusutnya sungai colat, hektaran lahan warga disekitarnya dibiarkan merana. Sebab, sudah tidak ada langkah yang bisa dilakukan selain membiarkannya.
“Mau bagaimana lagi mas, akhirnya hektaran lahan dibiarkan saja. Menunggu musim hujan datang, baru kita olah lagi,”katanya.
Senada dengan Amin warga Gumelar yang mengaku, terpaksa memilih untuk bekerja bangunan. Karena, kondisi lahan disekitarnya sedang kekeringan.
“Solusinya untuk bisa mencukupi dapur, kita kerja bangunan. Karena, sawah sudah kekeringan, dan tidak ada solusi,” jelasnya.
Untuk kebutuhan air sehari-hari masih tercukupi karena memanfaatkan air PDAM. Sebab, untuk sungai colat, airnya dimanfaatkan hanya untuk kebutuhan tanah.
“Untuk kebutuhan air bagi warga sangat tercukupi, karena ada PDAM,” jelasnya. (Red-HW33/Foto: Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment