Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Thursday 15 October 2015

    Dongkrak Wisata Lewat Sosmed, kok bisa?

    Oleh : Ida Agus Hidayat

    Beberapa tahun terakhir dunia kepariwisataan Wonosobo kembali menggeliat. Setelah pesona bukit Sikunir dengan golden Sunrisenya di Dieng dan gunung Perahu yang kini menjadi destinasi para pendaki karena keindahan puncaknya yang terkenal dengan bukit teletubbies, satu obyek baru ikut meramaikan daftar kunjungan pariwisata yaitu Lubang Sewu, di Desa Erorejo Kecamatan Wadaslintang yang berjarak sekitar 60 km dari pusat kota Wonosobo.

    Lubang Sewu muncul seiring menyusutnya elevasi air waduk Wadaslintang sehingga memunculkan kontur tanah yang berongga dan berlubang sehingga dijuluki Lubang Sewu.Kondisi ini menimbulkan tebing berwarna putih dengan tekstur yang indah.  Tidak heran pada akhir pekan ribuan wisatawan memadati kawasan itu, dan seolah menjadi rezeki tiban bagi warga Desa Erorejo, yang berada di ujung selatan Kabupaten Wonosobo, berbatasan dengan Kabupaten Kebumen.

    Munculnya obyek wisata baru itu seolah menjadi “ trend” bagi kegiatan eksplorasi obyek yang sebelumnya sudah ada namun belum tergarap dengan optimal. Bukit Seroja di seputaran Telaga Menjer Garung kini mulai dipasarkan kepada publik. Hal yang sama juga dilakukan pada obyek Si Gelap di Desa Kreo Kejajar, sekitar 5 kilometer dari Telaga Menjer. Bendungan pengatur air yang menuju Telaga Menjer dengan lokasi yang indah kini menunggu sentuhan berikutnya.

    Jika sebelumnya Wonosobo lebih di kenal karena pesona Dieng Plateau dengan kawah, candi dan telaga warnanya, sekarang pengunjung memiliki lebih banyak pilihan tempat yang akan dikunjungi. Dan itu berimbas pada pendapatan desa dimana obyek itu berada.

    Ambil contoh bagi pihak Desa Sembungan, tempat bukit Sikunir berada seolah mendapatkan berkah dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya di akhir pekan, namun pada hari hari biasa pun banyak wisatawan yang ingin melihat matahari terbit yang diyakini sebagai salah satu sunrise terbaik yang pernah ada. Pengelolaannya masih di kelola oleh desa mulai dari tiket masuk hingga sektor perparkiran dan itu memberikan manfaat bagi warga setempat. Bahkan tempat penginapan pun kini mulai tumbuh untuk menampung pengunjung yang ingin menginap.

    Demikian juga dengan Gunung Perahu di Desa Patakbanteng Kejajar, yang berlokasi tidak jauh dari dataran tinggi Dieng. Bisa dipastikan di akhir pekan atau saat liburan, jalan raya ke arah Dieng akan macet. Ribuan motor dan mobil yang membawa calon pendaki dari berbagai daerah memadati jalan itu. Imbasnya sebuah lapangan pun kini disulap menjadi tempat parkir yang tentunya memberikan pemasukan cukup menggiurkan bagi pengelolanya.

    Di wisata petualangan pun kini tidak kalah semaraknya. Olahraga paralayang mulai dikenalkan di daerah pengunungan yang terkenal eksotis ini. Lokasi peluncurannya di Desa Lengkong Garung kini menjadi tempat favorit bagi para pecinta paralayang untuk memuaskan hasratnya. Dengan view yang menawan, penggemar olah raga ini bisa menikmati sensasinya dari udara.

    Dengan potensi yang belimpah seharusnya bisa memberikan imbal balik yang memadai bagi daerah ini. Masyarakat yang berada di daerah kunjungan wisata tersebut bisa memperoleh benefit , misalnya pengadaan oleh oleh, souvenir, jasa penginapan ataupun segala hal yang berkaitan dengan hal itu. Hal itu sudah terlihat di sepanjang jalan menuju Dieng. Kini banyak bermunculan toko oleh oleh dan rumah makan yang cukup representatif sehingga wisatawan tak lagi dipusingkan dengan kebutuhan untuk mendapatkan oleh-oleh.

    Kekuatan Sosial Media
    Tak pelak mencuatnya obyek obyek wisata baru tersebut terkait peran sosial media yang begitu kuat beberapa tahun terakhir. Pengunjung yang datang ke Sikunir, Gunung Perahu atau pun Lubang Sewu selalu mengupload gambar gambar kunjungannya dan itu memberikan dampak yang demikian dahsyat. Netizen lain pun penasaran dan ingin melihat langsung. Ibaratnya sosmed menjadi ajang promosi gratis yang efektif. Secara seloroh sempat terlontarkan bahwa yang mempromosikan Lubang Sewu, Sikunir dan lain lainnya bukanlah Dinas Pariwisata namun Facebook, Twitter dan sosmed lainnya.

    Lantas di mana peran pemkab dalam menata kawasan itu  ? Sampai saat ini pengelolaan obyek obyek wisata itu masih dilakukan desa setempat sehingga dirasakan kurang efektif dan memiliki kelemahan. Infrastruktur  misalnya, masih harus ditata demi kenyamanan pengunjung disamping kelengkapan lainnya.

    Inilah yang pada akhirnya dibutuhkan, sebuah sinergitas antara masyarakat dan pemkab. Muaranya adalah pada manfaat bersama dalam pengembangan kepariwisataan di Wonosobo. Di satu sisi masyarakat diuntungkan dengan keberadaan obyek wisata dan mendapatkan benefit langsung, di sisi lain pemkab juga diuntungkan karena bertambahnya pemasukan dari sektor pariwisata.  Pesona alami yang indah dan eksotis pada akhirnya bisa mendulang rupiah yang cukup besar bagi banyak kalangan jika dikelola secara profesional.

    -Ida Agus Hidayat adalah Pengelola Biro Wisata Banyu Bening di Wonosobo.

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Dongkrak Wisata Lewat Sosmed, kok bisa? Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top