Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Saturday 24 October 2015

    Wayang “Sri Mulih” Gemparkan Warga Pungangan Wonosobo

    Suasana pentas wayang dengan lakon "Sri Mulih", kemarin.
    Wonosobo, Harian Wonosobo - Kemiskinan, kebodohan dan kekurangan pangan melanda sebuah negara. Tak ada satupun yang bisa menyelesaikannya. Hingga datang sosok perempuan dengan paras cantik, ramping tapi bertubuh sintal dan berisi.

    Dia adalah Sri yang diceritakan dalam wayang lakon “Sri Mulih” di bawakan dalang ki Bayu dalam perayaan mardi atau Marti Desa Pungangan Gunung, Desa Pungangan, Kecamatan Mojotengah, Jumat (23/10/2015).

    Begini ceritanya, langit mulai gelap, bintang bermunculan. Namun, suasana di kampung Pungangan Gunung, Desa Pungangan terlihat ramai. Karena, ada pertunjukan wayang kulit Ontoseno dari Ngadirejo. Kalangan muda, tua dan perempuan berbondong-bondong, hingga akhirnya menyaksikan dengan hidmat ketika dalang  ki Bayu mulai memainkan lakon “Sri Mulih”.

    Lakon itu merupakan permintaan warga, karena mereka mengharapkan kedatangan Sri untuk memberikan kemakmuran dan kesejahteraan.

    Ki Bayu memulai dengan menceritakan dahulu kala di Kahyangan ada penguasa tertinggi kerajaan langit bernama Batara Guru. Batara guru merupakan penguasa yang cerdik, lugas dan licik. Apapun yang diperintahkannya harus dipatuhi.

    Istana megah masih kurang, karena belum ada taman. Hingga akhirnya, memerintahkan dewa dan dewi untuk membangun taman di sekeliling Istana. Siapapun yang tidak menaati perintah akan dipotong tangan dan kakinya.

    Titah Batara Guru, terdengan Antaboga (Anta) sang dewa ular. Ia sangat cemas, karena tidak memiliki tangan dan kaki untuk bekerja. Anta sangat ketakutan, kemudian ia meminta nasihat Batara Narada, saudara Batara Guru, mengenai masalah yang dihadapinya.
    Sayang sekali, Batara Narada pun bingung dan tak dapat menemukan cara untuk membantu sang dewa ular. Putus asa, Dewa Anta pun menangis terdesu-sedu meratapi betapa buruk nasibnya.

    Ketika tetes air mata Anta jatuh ke tanah, dengan ajaib tiga tetes air mata berubah menjadi mustika yang berkilau-kilau bagai permata. Barata Narada menyarankan agar butiran mustika itu dipersembahkan kepada Batara Guru sebagai bentuk permohonan agar dia memahami dan mengampuni kekurangan Anta yang tidak dapat ikut bekerja membangun taman Istana.

    Sesampai di Istana, Anta mempersembahkan telur mustika itu kepada sang penguasa kahyangan. Batara Guru dengan senang hati menerima persembahan mustika itu. Mengetahui mustika itu adalah telur ajaib, Batara Guru memerintahkan Anta untuk mengerami telur itu hingga menetas.

    Setelah sekian lama Anta mengerami telur itu, maka telur itu pun menetas. Akan tetapi secara ajaib yang keluar dari telur itu adalah seorang bayi perempuan yang sangat cantik, lucu, dan menggemaskan. Bayi perempuan itu segera diangkat anak oleh Batara Guru dan permaisurinya.

    Ia diberi nama Nyi Pohaci Sanghyang Sri. Nyi Pohaci tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik luar biasa. Seorang putri yang baik hati, lemah lembut, halus tutur kata, luhur budi bahasa, memikat semua insan. Setiap mata yang memandangnya, dewa maupun manusia, segera jatuh hati pada sang dewi.Kecantikannya memikat Batara Guru.

    Melihat gelagat Batara Guru itu, para dewa menjadi khawatir jika dibiarkan maka skandal ini akan merusak keselarasan di kahyangan. Maka para dewa pun berunding mengatur siasat untuk memisahkan Batara Guru dan Nyi Pohaci Sanghyang Sri.

    Untuk melindungi kesucian Nyi Pohaci, sekaligus menjaga keselarasan rumah tangga sang penguasa kahyangan, para dewata sepakat bahwa tak ada jalan lain selain harus membunuh Nyi Pohaci.

    Para dewa mengumpulkan segala macam racun berbisa paling mematikan dan segera membubuhkannya pada minuman sang putri. Nyi Pohaci segera mati keracunan, para dewa pun panik dan ketakutan karena telah melakukan dosa besar membunuh gadis suci tak berdosa.

    Segera jenazah sang dewi dibawa turun ke bumi dan dikuburkan ditempat yang jauh dan tersembunyi. Akan tetapi sesuatu yang ajaib terjadi, karena kesucian dan kebaikan budi sang dewi, maka dari dalam kuburannya muncul beraneka tumbuhan yang sangat berguna bagi umat manusia. (Red-HW22/Jamil/Foto: Harian Wonosobo).
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Wayang “Sri Mulih” Gemparkan Warga Pungangan Wonosobo Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top