 |
| Suasana seminar kebangsaan di Resto Ongklok Wonosobo. |
Ketua FPKB MPR RI Abdul Kadir Karding merasa prihatin dengan semakin pudarnya tradisi gotong royong. Padahal, nenek moyang bangsa kita sudah mencontohkan dalam nilai-nilai pancasila untuk saling bantu membantu dalam menciptakan kesatuan dan persatuan.
“Kita melihat sisi nenagatifnya facebook, twiter, tv mengurangi semangat kegotongroyongan. Bahkan, budaya politik santun yang dicontohkan pendiri bangsa juga sudah mulai hilang. Misal, bedanya politisi dulu, kalau berdebat setelah diluar bersahabat. Kalau politisi di sekarang, debat kemudian menjadi persoalan sampai anak tujuh turunan,” katanya dalam seminar kebangsaan di Resto Ongklok, Kamis (1/10/2015).
Karding menilai, persoalan yang paling besar adalah makin tergerusnya atau lunturnya pemahaman dan pengalaman pancasila sebagai nilai luhur bngsa antara lain makin hilangnya sifat kegotongroyongan, sopan santun, justru yang muncul sebaliknya indiviudal dan politik yang jauh dari kesantunan. “Hal itu dikarenakan bangsa ini minim pemahaman dan pengamalan nilai luruh bangsa.” jelasnya.
Menurut Karding, sudah menjadi tugas kita untuk menjaga pancasila yang menjadi dasar negara. Jangan sampai dasar negara yang sudah dibangun lalu dilupakan begitu saja. “Warga mulai tak merespon atau acuh terhadap pancasila,”katanya.
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sadar dan mengerti pancasila, pada masa mendatang PKB ingin mempelopori uu dengan isi pemaksaan warga untuk menghafal pancasila, agar warga memahami pancaslia. “Banyak sekali yang sudah lupa dengan butir-butir pancasila. Untuk itu, perlu ada UU yang mewajibkan menghafal pancasila,” katanya. (Red-HW33/Foto: Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment