Puluhan sapi madura sedang dijajakan di pasar Sapen Wonosobo, kemarin.
|
Barjo pedagang sapi asal Watumalang mengaku, semakin hari peternak kurang tertarik untuk membudidaya sapi asal Madura. Karena, mereka merasa jika keuntungannya sangat kecil, karena perkembangannya lambat. “Awalnya masih banyak sekali peternak yang tertarik untuk mengembangkannya. Tetapi, tahun ketiga peternak sudah tahu akan hasilnya dan beralih memilih sapi brahma asal Wonosobo,”katanya.
Disebutkan, untuk harga sapi asal Madura bila dibandingkan dengan sapi asli Wonosobo selisihnya cukup besar. Karena, bisa mencapai Rp1juta. Namun, perkembangannya sangat pesat sapi asal Wonosobo. “Sebenarnya sapi asal Madura itu terbiasa dipelihara dilahan terbuka, sehingga ketika dikembangkan dikandang sapi madura akan merasa tersiksa. Dan perkembanganya juga sangat sulit,”terangnya.
Warna sapi juga sangat menentukan, karena untuk sapi warna putih paling dicari. Sementara itu, sapi warna merah bata, seperti stroli juga cukup banyak peminatnya. Namun, tidak bagi sapi madura yang berwarna hitam.”Apalagi, sapi Madura yang warnanya hitam. Sangat sedikit yang mau untuk memilikinya. Karena, sebagian petani menganggap warna hitam dagingnya kurang bagus,”katanya.
Peternak sapi asal Mojotengah, Sabar mengaku, peternak mulai memilih untuk tidak mengembangkan sapi madura. Karena, perkembanganya kurang baik. “Sebagian besar memilih untuk mengembangkan sapi pernakan Wonosobo. Karena, sudah bisa menyesuaikan dengan iklimnya,”tuturnya.
Ia mengaku, sempat memelihara sapi madura dan sapi asal Wonosobo. Namun, setelah dipelihara selama satu tahun, hasilnya lebih menguntungkan sapi asal Wonosobo. “Sapi madura untungnya hanya Rp1juta, tetapi sapi yang berwarna putih asal Wonosobo bisa untung sampai Rp2juta,”tuturnya. (Red-HW99/Foto: Ja-Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment