Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Tuesday 12 January 2016

    Di Wonosobo, Kurikulum Pendidikan “Haram” Diganti

    Ilustrasi
    Wonosobo, Harian Wonosobo - Kurikulum merupakan nyawa didalam dunia pendidikan. Karena, kurikulum menjadi acuan guru untuk mentransformasikan pengetahuan kepada peserta didiknya. Sayangnya, sampai saat ini kurikulum yang diterapkan untuk acuan pendidikan selalu berubah.

    Berganti menteri, berganti pula kurikulumnya. Apalagi, setelah dicanangkan untuk menerapkan kurikulum 2013, kini muncul kembali wacana untuk mengembalikan kurikulum 2006. Sebagai mediator dunia pendidikan, guru pun angkat bicara dengan adanya gonta-ganti kurikulum.

    M. Abdul Aziz guru SDN Wonosroyo menginginkan, agar pemerintah mematenkan kurikulum yang diterapkan didunia pendidikan. Supaya, sekolah maupun guru tidak memiliki kegamangan dalam menerapkan kurikulum.

    "Kurikulum itu adalah ruh pendidikan, jangan sampai kurikulum selalu berubah-rubah, kasian kepada peserta didik, karena baru memulai menerapkan kurikulum 2013, harus kembali lagi ke kurikulum 2006," tuturnya.

    Menurutnya, peserta didik bukanlah kelinci percobaan, yang bisa diuji dengan kurikulum yang tidak pasti. Karena, ketidakpastian kurikulum mengantarkan ketidakjelasan dunia pendidikan.

    "Pendidikan itu bertujuan untuk mengarahkan agar muncul insan yang memiliki karakter yang baik. Tetapi, ketika kurikulum tidak memiliki kemantapan, maka dampaknya sangat besar terhadap keberlangsungan dunia pendidikan,"tuturnya.

    Ia menilai bahwa, dalam kurun waktu 5 tahun, kebijakan kurikulum selalu berganti. Awalnya menerapkan kurikulum 2006, dilanjutkan dengan model KBK. Lalu dilanjutkan lagi dengan kurikulum baru yaitu 2013.

    "Sekarang kembali diwacanakan untuk dirubah kembali, dunia pendidikan di Indonesia membuat insan pendidik yang tidak pasti,"katanya.

    Menurutnya, selama ini jika membandingkan antara kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 ada keunggulan dan kelemahannya. Karena, kurikulum 2013 model penilaian terhadap peserta didik cukup rumit, ketika ada guru yang tidak memahai teknologi komputer, dipastikan tidak bisa. Namun, kurikulum 2006 juga tak kalah bagusnya, sebab mencoba menyertakan satuan pendidikan.

    "Sebenarnya dipastikan dan dipatenkan saja, mau menerapkan K13 atau KTSP,"tuturnya.

    Marno guru SMP Watumalang, menilai selama ini belum ada upaya untuk mematenkan kurikulum. Padahal, kurikulum merupakan hal yang terpenting dalam pendidikan.

    "Butuh kebijakan nasional, agar kurikulum tidak dirubah-rubah. Sebab, selama ini belum pernah melihat negara yang maju dengan rutin gonta ganti kurikulum,"jelasnya.

    Untuk itu, Ia mengharapkan, agar setelah tahun ini, selanjutnya tidak ada lagi yang mencoba untuk merubah atau mengganti kurikulum. "Dipastikan saja kurikulumnya, jangan dirubah setiap ada kebijakan yang baru,"katanya. (Red-HW99/Foto: Dian-Harian Wonosobo).

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Di Wonosobo, Kurikulum Pendidikan “Haram” Diganti Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top