Pelajar sedang diajari belajar Bahasa Ingris.
|
Namun perubahan ini belum diimbangi dengan berkembangnya pendidikan dan pola pikir masyarakatnya tentang lingkungan. Hal itu dibuktikan dengan masih banyaknya sampah yang bertumpukan di pinggir jalan sebagai tempat pembuangan akhir tanpa pengelolaan.
“Siswa-Siswi SMPN2 Kejajar kami didik supaya peka terhadap lingkungan dan siap terhadap pesatnya perkembangan wisata di Dieng, dimulai dari kegiatan jurnalistik sekolah serta menerbitkan majalah sekolah “Nuansa Langit” yang mempunyai tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan Bahasa Inggris,” terang Kepala Sekolah SMPN 2 Kejajar Ngazam.
Menurutnya, dengan dibekali kepekaan terhadap lingkungan, maka peserta didik akan mampu memiliki kesadaran untuk peduli terhadap sampah. Sebab, kepedulian terhadap sampah bisa muncul, ketika peserta didik sudah dibekali dengan pendidikan.
“Kami membekali mereka, supaya mereka peduli terhadap lingkungan. Karena, semakin banyaknya wisatawan, maka secara otomatis sampah akan semakin banyak,”tuturnya.
Disebutkan pula, pembekalan bahasa Ingris kepada peserta didik, merupakan upaya untuk memberikan pembekalan kepada peserta didik agar bisa berkomunikasi dengan wisatawan. Karena, mereka bisa mempelajari apa yang dinginkan oleh wisatawan.
“Kami bekali mereka bahasa, supaya mereka mampu berkomunikasi dengan wisatawan. Sebab, cukup banyak wisatawan asing yang berkunjung ke dieng,”tuturnya.
Berlahan namun pasti kegiatan jurnalistik yang sudah menerbitkan dua edisi dalam tiga semester ini mulai berdampak, siswa-siswi SMPN2 Kejajar berinisiattif untuk mencari data dan mengapresisaikan kemampuan mereka melalui kegiatan jurnalistik dengan mendatangi kades dan kadus tempat tinggal mereka untuk mencari informasi tentang pengelolaan sampah di desa masing-masing.(Red-HW99/Foto: Mi-Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment