Petani di Wonosobo |
Mujiono petani asal Garung mengatakan, subsidi yang paling diperlukan itu adalah ketika para petani gagal panen, karena gagal panen membuat nasib petani terpuruk. Sehingga, petani tidak bisa lagi memiliki modal untuk mengolah lahannya.
“Sebenarnya sangat diperlukan kehadiran pemerintah, ketika kami gagal dalam panen, harusnya ada semacam subsidi. Namun, ketika panennya berlimpah tidak perlu ada subsidi. Subsidi itu hanya diperuntukkan bagi petani yang mengolah lahan tetapi mengalami kerugian,” tuturnya ditemui diladangnya, Rabu (13/1/2016).
Menurutnya, banyak sekali alternatif yang bisa digunakan untuk mensubsidi, jikalau tidak bisa memberikan subsidi bagi yang gagal panen. Pemerintah bisa memberikan subsidi hasil pertanian ketika harganya murah.
“Jadi apabila sayur wortel turun, pemerintah memberikan subsidi. Sehingga, petani bisa dengan tenang menjual sayurannya dengan harga stabil,”katanya.
Menurutnya, selama ini subdisi yang diberikan kepada petani, lebih kepada pupuk untuk menyuburkan tanah. Namun, kepada pengelola dan hasilnya belum ada.
“Kalau perlu ada perubahan subsidi, khususnya untuk petani. Karena, semakin hari nasib petani kurang tentu,”terangnya.
Senada dengan Sukron petani asal Kejajar, mengatakan, meskipun Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah turun, para petani merasa sangat kesulitan untuk menurunkan biaya kerja yang sudah diberikan kepada buruh tani. Sebab, kenaikan BBM tahun lalu gaji yang diberikan kepada buruh tani juga meningkat. Namun, setelah turun gaji yang sudah diberikan tidak berani untuk diturunkan. “Sekarang cari tenaga kerja untuk mengolah lahan sangat sulit. Kalau biaya atau gaji kerja kami kurangi, bisa jadi kami tidak mendapatkan tenaga kerja,”jelasnya.
Ia juga menginginkan, adanya subsidi terhadap para buruh tani. Modelnya, separo dibayarkan oleh petani, separonya lagi dibayarkan dengan subsidi. “Sebenarnya upaya untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran sangat banyak. Agar kalangan muda mau memiliki semangat untuk bekerja mengolah lahan, maka harus ada subsidi untuk tenaga kerja pertanian,”tuturnya.
Dengan adanya subsidi tersebut, maka akan semakin meningkat pemuda yang memiliki semangat mengolah lahan. Lalu, sektor pertanian akan semakin maju. “Solusinya memberikan nilai kerja yang maksimal, agar pemuda tertarik,”jelasnya. (Red-HW99/Foto: Mi-Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment