Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Sunday 3 January 2016

    Makna Rebo Wekasan

    Ilustrasi
    Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka mengapa tidak dinikmati saja. (Secuil kalimat untuk yang kalah kemarin).

    Meskipun mentari datang sedikit terlambat, namun ia seperti tak ingin tertinggal oleh momen sepenting hari itu. Bukan, ini bukan tentang ‘Rebo Wekasan’ yang ndilallah pas bertepatan dengan hari ke-9 di bulan terakhir 2015. Ahh, orang-orang kekinian mana tahu apa itu Rebo Wekasan. Sudahlah, lain waktu saja saya jelaskan tentang Rebo Wekasan.

    Pada kesempatan kali ini, saya tidak ingin mengajak anda untuk membahas apa-apa. Mungkin anda sudah terlalu muak dengan carut-marutnya pola sistem perpolitikan di negeri ini, saya tidak ingin menyinggung hal ini. Toh saya bukan ahlinya. Juga tentang Money Politics yang tak habis jadi bahan perbincangan di warung-warung angkringan pinggir jalan, saya juga tidak akan menyuruh anda untuk ikut mengurusinya. Pun tentang Prediksi atau hasil Survey dari Lembaga Independen yang ternyata melenceng. Haha, Mas, Mba, Pak, Bu, Lembaga Survey itu bukan keponakannya Tuhan, jadi tidak selalu sejalan dengan fakta yang hadir di lapangan. Kecuali jika Lembaga Survey semua pegawainya cewek, pasti akan selalu akurat prediksi dan analisisnya. Karena hukum alam mengatakan wanita tak pernah salah, jika pun salah yang harus meminta maaf adalah pihak laki-laki (hehe, just kidding).

    Ahh, siapa pula yang mau menyia-nyiakan umur dan menghabiskan stamina otaknya untuk repot-repot beradu argumen atau berdebat tentang hal yang bagi saya pribadi sangat tidak penting itu.
    Saat ini, saya hanya ingin mengajak anda untuk duduk santai sejenak di ruang tamu anda masing-masing, atau sambil menikmati aroma hujan di teras belakang rumah anda. Saat ini juga, saya akan memberitahu anda (bagi yang belum tahu tentu saja) bahwa tanggal 9 Desember lalu merupakan pesta Demokrasi terbesar di Indonesia dan bahkan mungkin di dunia. Apakah anda tahu? Ada 264 kursi yang diperebutkan pada Pilkada serentak di hampir seluruh wilayah Negara kita ini, dan apakah anda juga menghitung? Bahwa lebih dari 860an pasangan calon yang “saling sikut” untuk memenangkan hati rakyat di wilayahnya.

    Nah, kebetulan Kabupaten kesayangan kita ini juga turut berpartisipasi mengadakan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati pada waktu yang sama, ada 4 pasangan calon dengan berbagai macam latar belakang, ada yang politikus, pengusaha, hingga dari calon independen. Setelah tanggal 9 berlalu, ternyata yang berhasil meraup suara terbesar dari rakyat wonosobo adalah pasangan nomot urut 3, dengan jumlah total 216.478 suara (perhitungan resmi KPUD Wonosobo). Meninggalkan cukup jauh para calon yang digadang-gadang akan bersaing ketat pada pilkada kali ini. Tapi itulah yang terjadi, dengan sedikit mengesampingkan rumor-rumor miring yang berkembang, marilah kita terima saja bahwa nomor urut 3 memang layak menang.

    Saran saya untuk anda, entah siapapun itu. Apakah anda dari pihak yang menang atau dari yang belum beruntung, mari kita bersama-sama menundukkan kepala sejenak sembari merenungi hal-hal yang memang sepantasnya kita sesali. Marilah kita bersama-sama berdo’a, bertepatan dengan momen akhir tahun 2015, mari menengadahkan tangan ke atas, meminta pertolongan Tuhan agar supaya pemimpin baru yang telah terpilih nantinya dapat Amanah dan selalu ‘dibantu’ Tuhan dalam mengemudikan nahkoda pemerintahan Kabupaten tercinta kita.

    Begitulah, selalu ada 2 jenis kacamata yang bisa digunakan untuk melihat segala sesuatu. Ok lah, mungkin untuk Demokrasi kita secara Prosedural memang telah lancar dan sukses besar bahkan hampir tidak ada kericuhan sedikitpun yang kita dengar, namun jika kita coba pandang dari sisi substansial, Demokrasi Negara kita masih jauh.
    Mari Tersenyum.

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Makna Rebo Wekasan Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top