Ilustrasi |
Patung tersebut, menurut Subagyo merupakan monumen sebagai pengingat bahwa Bejiarum di masa-masa perang kemerdekaan pernah menjadi tempat persinggahan pasukan berkuda, yang dipimpin oleh Kyai Cokroningrat. “Makam Kyai Cokroningrat sendiri, ada di atas Bejiarum dan kini banyak dikunjungi peziarah,” beber Subagyo.
Keunikan Dusun Kalicecep menarik perhatian Kepala Kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Agus Purnomo. Agus yang hadir dalam gelaran wayang kulit mengaku terkesan dengan berbagai potensi di Kalicecep, baik dari keindahan alam maupun keramahan warga masyarakatnya. “Bejiarum layak untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata alam dan Seni budaya,” kata Agus.
Dengan inisiatif warga serta dukungan semua elemen masyarakat, Agus meyakini kelak Bejiarum akan mampu menarik minat dan kunjungan wisatawan baik lokal maupun dari mancanegara. “Hanya tinggal dilengkapi dengan rumah singgah (homestay) agar para wisatawan juga bisa merasakan suasana desa di malam maupun pagi hari,” pungkas Agus.(HW99-Usy Yudha Prasetya-Harianwonosobo).
0 komentar:
Post a Comment