Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Saturday 19 March 2016

    Siapa Perintis Tari Lengger di Giyanti, Selomerto, Wonosobo, Ini Dia?

    Tari Lengger
    Wonosobo, Harian Wonosobo - Lengger berasal dari kata "Elingo Ngger" (ingatlah nak), kata nak disini adalah anak. Jadi tari lengger tersebut bermakna nasehat atau petuah agar kita selalu ingat pada Tuhan Yang Maha Esa, berbuat baik kepada sesama mahlukNya dan menjaga semua yang ada dialam ini. Sejatinya tarian lengger ini mengajak, memberikan nasehat dan pesan kepada semua orang untuk membela kebenaran dan menyingkirkan kebatilan.
    Berdasarkan sejarahnya yang panjang, tari lengger lahir didesa Giyanti, kecamatan Selomerto, kabupaten Wonosobo Tari lengger dirintis oleh Adipati Mertoloyo, seorang senopati pada zaman perang Diponegoro.
    Dikisahkan oleh Mbah Parno (sesepuh desa Giyanti), pada saat mengungsi Adipati Mertoloyo merasa kerasan tinggal didesa Giyanti tersebut, bangsawan Mataram yang menyukai kesenian itu pun kemudian menularkan kesenian, ilmu pertanian dan kebudayaan kepada masyarakat desa Giyanti sekitar tahun 1832 M, pasca perang Diponegoro. Kemahiran sang Adipati dibidang kesenian dengan cepat diserap oleh penduduk setempat, sehingga secara trun-temurun kesenian didesa itu pun tumbuh subur. Dalam perjalanan sejarah berikutnya pada tahun 1910 kesenian tari lengger disempurnakan lagi oleh seorang tokoh seniman ternama Ki Gondowinangun. Seiring terus dilestarikannya tradisi budaya dan kesenian tradisional, ditunjang sikap dan masyarakatnya yang ramah-tamah, maka pada tahun 1999 desa Giyanti resmi dinobatkan sebagai desa wisata budaya dikabupaten Wonosobo.
    Tari Lengger biasa dipentaskan oleh dua orang, laki-laki dan perempuan. Penari laki-laki menggunakan pakaian adat jawa dan memakai topeng, sedangan penari perempuan juga mengenakan pakaian tradisional seperti zaman kerajaan yang dilengkapi dengan selendang. Mereka menari selama 8-10 menit setiap babak, dengan diiringi alunan musik gamelan gambang, saron, kendang, bonang dan gong. Tari lengger disebut pula tari tayub topeng, karena kedua jenis tarian ini hampir mirip. Sejatinya tari lengger merupakan turunan dari tari tayub, yang berkembang pesat dan tersebar diseluruh tanah Jawa. Namun ada perbedaan antara tari lengger dan tari tayub. Untuk menarikan tari tayub, penari perempuan diharuskan masih perawan sedangkan tari lengger tidak mengharuskan itu dan bisa ditarikan oleh laki-laki dan perempuan.
    Keberadaan tari lengger dikabupaten Wonosobo hingga kini masih terjaga dengan baik dan lestari. Hampir seluruh desa dikabupaten Wonosobo memiliki group kesenian tari lengger dan persebarnnya pun cukup merata. Kesenian tari lengger sering dipentaskan pada setiap acara hajatan, upacara merdi desa (selamatan desa) dan pekan budaya ulang tahun kabupaten Wonosobo. (HW/44/Soemanto/Harianwonosobo)

    • Default Comments
    • Facebook Comments

    1 komentar:

    1. Tapi kenyataan dilapangan tidak begitu adanya, bagaimana eling .... lihat saja para crewnya selalu mengedepankan unsur magic yg jelas2 dilarang dlm Islam.

      ReplyDelete

    Item Reviewed: Siapa Perintis Tari Lengger di Giyanti, Selomerto, Wonosobo, Ini Dia? Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top