Bupati Wonosobo, Eko Purnomo menekan tombol sirine sebagai bukti pelayanan terpadu RSUD Setjonegoro mulai beroperasi, Senin (28/3). |
Gedung layanan terpadu yang telah dilengkapi dengan instalasi bedah sentral 8 kamar tersebut, menurut Riyatno memang sudah sangat dibutuhkan. “Tidak hanya dalam rangka mengejar standard pelayanan prima yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI, keberadaan gedung layanan terpadu juga demi meningkatkan kualitas maupun kuantitas jenis layanan kesehatan bagi masyarakat,” lanjut Riyatno.
Selain 8 kamar di intalasi bedah sentral di lantai paling atas, Riyatno menyebut fasilitas yang dimiliki gedung yang menelan anggaran lebih dari 35 Milyar Rupiah antara lain adalah Instalasi Gawat Darurat yang lebih modern, ruang ICU, ICCU dan PICU, serta instalasi maternal perinatal seperti Peristi, NICU, dan Ruang Bersalin). “Perawatan bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau gangguan pertumbuhan juga kami sediakan di gedung layanan terpadu,” urai Riyatno.
Dengan berbagai fasilitas yang ada tersebut, pihak RSUD Setjonegoro dikatakan Riyatno masih berupaya untuk mengejar status akreditasi rumah sakit hingga ke level B. “Saat ini kami masih status kami masih ada di C, dan demi meluaskan layanan, maka upaya agar bisa naik ke kelas B terus kami upayakan,” bebernya. Untuk itulah, dalam kesempatan peresmian yang dihadiri pula Ketua DPRD serta unsur FKPD dan para pimpinan SKPD terkait di lingkup Pemkab tersebut, Riyatno mengungkap keinginan untuk memperluas area rumah sakit. “Apabila memungkinkan, dalam waktu dekat kami akan memindahkan ruang administrasi agar ruang layanan kelas VIP bisa lebih layak dan lebih banyak,” terang Riyatno. Apabila tidak memunginkan menambah luasan area, alternatif lain yang mungkin ditempuh, meski tidak mudah untuk direalisasi menurut Riyatno adalah memindahkan seluruh bangunan RSUD Setjonegoro ke lokasi baru. “Dibutuhkan lahan paling tidak 3 hektar dan harus berada di tepi jalan utama Wonosobo untuk pembangunan gedung baru tersebut,” tutup Riyatno.
Menanggapi upaya peningkatan kelas RSUD Setjonegoro, Bupati mengatakan pihak Pemkab setuju dan berupaya untuk bisa mendukung program tersebut. “Pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat memang menjadi salah satu prioritas Pemkab, akan tetapi semua tentu harus melalui study dan kajian secara mendalam, termasuk apakah RSUD sebaiknya diperluas atau bahkan dipindah,” jelas Eko.
Naik kelas nya RSUD Setjonegoro dari C ke B, menurut Bupati juga sudah sewajarnya, mengingat saat ini masyarakat kian butuh layanan kesehatan yang lebih memadai. “Dengan memiliki rumah sakit dengan standard layanan tipe B, tentu akan mampu mengurangi tindakan rujukan ke luar daerah, sehingga meringankan beban pasien maupun keluarganya,” tutup Eko. (HW/99/Usy Yudha/Harianwonosobo).
0 komentar:
Post a Comment