Gunung Kembang Wonosobo. |
Pendakian gunung Kembang bisa melewati rute desa Lengkong, kecamatan Garung, kabupaten Wonosobo (desa terakhir lereng gunung Kembang), kemudian dilanjutkan menelusuri perkebunan milik warga masyarakat. jalur pendakian gunung Kembang tidak terlalu sulit sehingga pendaki pemula pun bisa dengan mudah mencapai puncak gunung ini. Meski pendakian dilakukan pada siang hari, namun tetap sejuk karena terlindung pohon-pohon besar yang rimbun dan banyak terdapat bunga anggrek yang menempel didahan pohon tumbuh dengan suburnya. Kawasan hutan gunung kembang terlihat masih alami dan terjaga dengan baik, karenanya pendakian pada malam hari sangat tidak dianjurkan dan kemungkinan besar akan tersesat mengingat jalur track pendakian gunung Kembang berupa kawasan hutan belantara dan belum ada petunjuk jalan yang memadahi. Tanda petunjuk jalan yang biasa diikuti para pendaki hanya berupa potongan tali rafia yang diikatkan pada ranting pohon, pada malam hari tentu tanda petunjuk ini tidak terlihat.
Udara dingin yang menusuk tulang, berpadu pemandangan indah nan mempesona langsung dapat kita nikmati begitu sampai dipuncak. Didepan mata terlihat jelas detail gunung Sindoro, besar, laksana raksasa yang menjulang tinggi. Sementara itu disebelah timur gunung Soembing kokoh berdiri dan dibelakangnya tampak deretan pegunungan Merapi, Merbabu, Andong dan Ungaran laksana lukisan alam yang tiada tara. Luar bisa tempat ini sangat eksotis dan memanjakan mata siapa saja yang memandang. Dibawah puncak gunung Kembang terdapat kaldera (kawah mati) yang dikenal dengan nama "Bhima Pengkok". Menurut legenda yang beredar, konon tokoh Bhima (dalam cerita pewayangan) pernah jatuh dalam posisi duduk ditempat ini sehingga memunculkan sumber mata air. Namun sayangnya gunung Kembang yang eksotis ini jarang didaki, karena faktor transportasinya yang sulit dan beredar cerita mistis yang menyelimuti gunung ini. Dari cerita para pendaki gunung kembang sebelumnya banyak yang mengalami kejadian-kejadian yang diluar logika, seperti jalur track pendakian yang tiba-tiba hilang dan akhirnya hanya muter-muter ditempat itu saja. Menurut penuturan salah seorang warga desa Lengkong, gunung Kembang lebih banyak didaki oleh orang-orang yang ingin bersemedi dari pada pendaki biasa, apalagi bertepatan dengan bulan Suro (kalender Jawa) akan lebih banyak lagi orang-orang yang mendaki gunung kembang untuk tujuan semedi dillokasi Bhima Pengkok. (HW/44/Soemanto/Harianwonosobo).
0 komentar:
Post a Comment