 |
| Para pelajar sedang melewati jembatan di desa Wadas Putih atau wilayah Dieng, Kejajar, Wonosobo yang lahannya sudah mulai kritis. |
Wonosobo, Harian Wonosobo – Masyarakat mulai peduli dengan kondisi lahan yang ada di wilayah Dieng dan Sindoro. Sebab, jumlah lahan yang statusnya kritis sudah mencapai 7000 hektar. “Untuk lahan kritis, tercatat untuk kawasan dieng ada 2500 hektar yang masuk kategori lahan kritis, sedang di lereng Gunung Sindoro Sumbing, tercatat ada 4.500 hektar yang menuju lahan kritis. Lahan-lahan tersebut, sebagian besar merupakan lahan pribadi, yang sudah dimiliki turun temurun, padahal sesuai RTRW, lahan-lahan tersebut masuk kawasan lindung,” kata Dwiyama S.B Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Wonosobo disela-sela audiensi Asosiasi Pemerintah Kabupaten seluruh Indonesia (APKASI) di Kabupaten Wonosobo.
Menurutnya, terkait Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL), harus dipenuhi semua instansi, baik Pemerintah maupun swasta. Hal ini sesuai dengan UKL-UPL yang harus disusun insititusi penghasil limbah. “Lahan-lahan tersebut, sebagian besar merupakan lahan pribadi, yang sudah dimiliki turun temurun, padahal sesuai RTRW, lahan-lahan tersebut masuk kawasan lindung.”terangnya.
Menanggapi hal tersebut, Himmatul akan menyampaikan hal-hal tersebut ke APKASI untuk dikaji, dan selanjutnya akan disinergikan dengan program kerja yang ada di APKASI. (HW/99/Kang Emil/Harianwonosobo).
0 komentar:
Post a Comment