Rapat koordinasi ini merupakan rapat pertama dengan agenda menyampaikan permasalahan – permasalahan yang dihadapi tiap instansi dalam rangka menyukseskan program swasembada pangan untuk dijadikan bahan pada rapat kedua sehingga bisa menghasilkan sebuah keputusan yang tepat untuk diterapkan dilapangan.
Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Dwi Hariyono menyampaikan beberapa permasalahan yang ada dilapangan berkaitan dengan program swasembada pangan antara lain harga gabah lebih tinggi di tengkulak daripada Bulog, Irigasi yang tidak lancar baik sebab alam maupun kesalahan manusia. Mengantisipasi proses yang digunakan Jarwo belum sepenuhnya bisa dilaksanakan. Harga beras impor lebih murah dari petani. Untuk itu permasalahan tersebut harus diselesaikan bersama –sama agar lebih sukses kedepan.
Sedangkan Ir.H.Abdul Munir dinas pertanian menyampaikan permasalahan seperti tenaga kerja muda tidak mau menggeluti profesi sebagai petani. Pada tahun 2015 benih bersubsidi tidak tepat waktu sampai ke petani. Tengkulak membeli hasil panen lebih tinggi dari Bulog. Tehnologi Jajar legowo belum sepenuhnya dilaksanakan oleh petani baru 55% walau sudah ada pendampingan.
Sub DIVRE Kedu M Imron Rosadi SE, menyampaikan Bulog sudah menjadi Perum dibawah menteri BUMN, Dalam pelaksanaan tugas kerja sama dengan menteri pertanian. Masalah pemasaran dibawah menteri perdagangan. Pembinaan bekerja sama dengan menteri sosial. Tugas bulog sbg lembaga stabilisator harga. Sebagai pusat cadangan pangan. Pembelian hasil panen bisa dari petani langsung, poktan,dan satker/satgas. Magelang, Wonosobo, Kebumen, Temanggung, Banjarnegara, Purworejo pelayanan sub Divre kedu. Penyimapanan hasil panen di bulog minimal 3 bulan tidak langsung didistribusikan serta kadar airnya harus 14%. “Stok beras bulog Sawangan minimal 12 ton. Bulog sudah bekerja sama dengan gapoktan dan poktan biar tidak ketinggalan informasi tentang harga dan lainnya. Bulog masih keterbatasan mesin pengering,dan mitra kerja. Buat posko Sergap ditiap kecamatan,” tuturnya. (HW/99/Usy Yudha/Harianwonosobo).
0 komentar:
Post a Comment