 |
| Ilustrasi. |
Wonosobo, Harian Wonosobo - Edi Setya, pembina komunitas waria Wonosobo menyampaikan, kekhawatiran kaum waria akan semakin terdiskriminasi pasca pembatalan pernikahan Andini dan Didik. Sekarang ini di Wonosobo ada 528 waria, Kebanyakan dari mereka membuka usaha salon kecantikan. Rasa takut waria ketika berada dijalan pasti ada setelah peristiwa itu, katanya (22/3).
Seperti diketahui, rencana pernikahan Andini atau Andi Sutrisno dengan Didik Suseno ditolak oleh Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Kepil, kabupaten Wonosobo beberapa waktu lalu. Kepala KUA kecamatan Kepil Slamet menyampaikan, Andini atau Andi Budi Sutrisno dan calon pasangannya Didik Suseno datang ke KUA untuk mengajukan surat permohonan nikah. Pihaknya menyatakan tidak bisa mengabulkan permohonan nikah mereka. Berdasarkan undang-undang perkawinan tahun 1974, perkawinan merupakan ikatan lahir-batin antara seorang pria dan perempuan. Setelah kami teliti dua-duanya beridentitas laki-laki. Jadi kami tolak permohonan itu, katanya.
Disisi lain aktivis Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) cabang Wonosobo Haqqi El-Anshari menghimbau dan meminta masyarakat tidak memusuhi dan mendiskriminasi Andini, waria asal desa Teges Wetan, kecamatan Kepil itu. "Jangan melakukan kekerasan dan tindakan tidak adil terhadap waria," katanya.
Dia juga berharap agar masyarakat memandang kaum waria sebagai manusia yang berhak hidup berdampingan secara sosial dan media cetak maupun elektronik supaya memberitakan tentang kaum waria secara adil, proporsional, berimbang dan tidak mengumbar sensasionalitas yang berpotensi membuat waria tersudut dan terdiskriminasi.
Haqqi El-Anshari juga menambahkan, selama ini kami banyak mendampingi kaum waria yang tergabung dalam ikatan waria Wonosobo. Lesbumi cabang Wonosobo sering melibatkan komunitas itu dalam sejumlah kegiatan, seperti diskusi lintas agama, kegiatan sosial dan olahraga, pungkasnya. (HW/99/Soemanto/Harianwonosobo).
0 komentar:
Post a Comment