Petani
sedang memanen daun tembakau diladangnya, Senin (7/9). |
“Puncak panen tembakau itu sekitar minggu ketiga hingga ke empat bulan September 2015,” kata Sugeng petani tembakau asal Keseneng, Kecamatan Mojotengah diladangnya, Senin (7/9/2015).
Menurutnya, sejauh ini sudah ada sebagian petani tembakau yang telah panen. Namun jumlahnya sangat sedikit, yakni hanya sekitar 10 persen lebih. “Sudah cukup banyak petani yang mulai panen, bahkan kebanyakan dirumah-rumah tengkulak sudah banyak sekali tembakau,” katanya.
Menurutnya, untuk petani di daerah perbukitan yang masa tanamnya lebih awal sudah panen. Tetapi, untuk petani yang menanam di lahan tegal dan sawah belum banyak. “Kalau lahan perbukitan yang panen sudah sampai pucuknya. Tetapi, kalau di wilayah tegal dan sawah masih dipertengahan tanaman,” tuturnya.
Senada dengan Waluyo petani asal Kayugiyang Garung, yang mengaku, sudah mulai panen sedaj akhir Agustus. Sebab, menanamnya sejak awal. “Kalau ditempat kami sudah banyak yang panen,” katanya.
Menurutnya, untuk tembakau di wilayah tegal biasanya sulit untuk tumbuh dengan baik. Sebab, musim kemarau panjang mempengaruhi pertumbuhan. “Coba saja di tegal banyak sekali tanaman tembakau yang pendek-pendek,”katanya.
Menurutnya, pada musim tanam tembakau kali ini kualitas tembakau relatif baik, bahkan harga yang berlaku di tingkat pengepul antara Rp6ribu sampai Rp8ribu. “Sayangnya memasuki puncak tanam, harganya mulai turun,” katanya kepada Harian Wonosobo.
Disebutkan, luas areal tanam tembakau pada musim tanam tahun ini mencapai 1 hektare. Namun, upaya yang dilakukan harus ektra agar pertumbuhannya bagus. “Harus kerja keras mas,”katanya.
Menurutnya, kualitas tembakau ini menjadi bagus, karena cuaca lebih baik dibanding musim kemarau tahun lalu. "Cuacanya sangat baik, sehingga kualitas tembakau petani juga lebih baik," terangnya. (Red-HW12/Foto: Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment