“Saya tanam sekitar ribuan tanaman tomat. Tetapi, saya biarkan tomatnya sampai merah dan kemudian membusuk. Kalau dipanen juga akan menambah beban kerugian,” kata Hasan petani tomat asal Gemblengan, Kecamatan Garung disela-sela menunjukkan tanaman tomat diladangnya, Selasa (15/9/2015).
Untuk harga tomat saat ini sudah ada tanda-tanda kenaikan. Karena, perkilonya sudah mencapai Rp800rupiah. Namun, pada minggu sebelumnya harga tomat hanya berkisar Rp300rupiah.
“Masak harga tomat lebih mahal dengan nilai pulsa dua kali kirim sms. Padahal, untuk menghasilkan tomat yang bagus kami harus memeliharanya dengan baik, modalnya juga sangat besar,” tuturnya.
Petani terpaksa tidak memanennya karena jika dipaksakan petani akan tambah menjerit kesakitan. Karena, hitung-hitungannya tidak sebanding dengan modal pengolahan lahan dan hasil. “Solusinya untuk meminimalisir kerugian, maka dibiarkan begitu saja dilahan. Sebab, sudah tidak ada solusi yang terbaik,” katanya.
Musim kemarau ini petani yang menanam tomat dipastikan mengalami kerugian yang cukup besar. Karena, cukup banyak petani yang menanam tomat. Sementara, penjualan tomat atau permintaan tomat sangat sedikit. “Jika dihitung kerugiannya bisa mencapai puluhan juta. Karena, kami harus mengeluarkan modal untuk proses mengolah lahan, pembeli. (Red-HW44/Foto: Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment