 |
| Suasana lomba Mapsi |
Pentas mapsi yang ke 18 ini diramaikan dengan sepuluh cabang perlombaan, yaitu cabang lomba pengathuan PAI, cabang lomba pengetahuan BTQ, lomba ketrampilan gerakan dan bacaan shalat fardu, cabang lomba seni musik rebana, lomba seni khat dan kaligrafi putra dan putri, lomba seni khitabah putra dan putri, lomba seni macapat islami putra dan putri, lomba seni azan, lomba seni tilawah dan lomba seni bercerita islami putra dan putri.
“Ada tujuh cabang perlombaan dalam mapsi yang ke 18 ini. Masing-masing cabang lomba dipandu langsung oleh juri pengampu masing-masing,” tutur Kordinator Lomba MAPSI ke 18 tingkat SD, Siti Rokhani, disela-selaperlombaan, Minggu (27/9/2015).
Disebutkan, lomba Mapsi tingkat SD se kecamatan Wonosobo ini diikuti oleh SD negeri maupun Swasta di Kabupaten Wonosobo. Modelnya, sekolah menunjuk siswa-siswinya untuk mewakili dalam lomba yang diikuti. “Untuk materi yang dilombakan berdasarkan kesepakatan rapat panitia mengacu pada lomba yang dilaksanakan tingkat Kabupaten,” tuturnya.
Dalam sambutannya, Kepala UPT Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo, Susilo mengatakan, perlombaan MAPSI ini meru[akan upaya untuk meningkatkan keimnanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa. Selain itu, mampu meningkatkan pengamalan dan penghayatan nilai-nilai islami dalam kehidupan sehari-hari. “Karatkter bangsa da kecerdasan spiritual bisa tertanamkan. Bahkan, kecerdasan dan ketrampilan yang bernilai religus juga bisa ditingkatkan,” tuturnya.
Humas Perlombaan Mapsi SD tingkat Kecamatan, M. Khafid menambahkan, lomba mapsi ini merupakan bukti berkiprahnya para pelaksanan pendidikan yang menjadi ujung tombak keberhasilan pendidikan di Kecamatan Wonosobo. Sebab, mallui KKS dan KKGPAI yang merupakan wadah kegiatan fungsional dalam meningkatkan profesinya, sudah memberikan kesempatan pengembangan dalam dunia pendidikan. “Setidaknya mampu membawa kesegaran bagi peserta didik dan guru itu aktifitas dan kreatifitasnya untuk ikut memberikan kotivasi dan inovasi tersendiri,”tuturnya.
Menurutnya, kegiatan belajar mengajar pendidikan Agama Islam dilembaga pendidikan formal secara ideal sangat penting dan strategis. Realita menunjukkan bahwa minat belajar dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari terjadi peningkatan. (Red-HW33/Foto: Harian Wonosobi).
0 komentar:
Post a Comment