Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Monday 9 November 2015

    Seni Tradisional Wonosobo Harus Dilestarikan

    Para pemain tari tayub asal Krangean, Kecamatan Watumalang sedang memainkan musik gamelan. 
    Wonosobo, Harian Wonosobo – Pecinta kesenian tradisional mulai merasakan generasi penerus tari lengger dan tari mulai langka. Diperlukan campur tangan pemerintah untuk menggelar perayaan secara besar dengan mengundang semua grup kesenian tari lengger dan tari tayub.

    Ketua Grup Tari Tayub Krangean, Banyukembar, Kecamatan Watumalang, Saryoto mengaku, saat ini sudah mulai kesulitan untuk menemukan bibit-bibit yang bisa memainkan alat musik atau gamelan tari tayub. Sebab, sampai saat ini generasi tua yang tetap bertahan dan berkeliling ke desa-desa ketika mendapatkan undangan. “Kami generasi yang lama, karena generasi mudanya belum ada yang memiliki minat untuk memainkan gamelan. Setiap ada kegiatan rombongan selalu ikut untuk berperan memainkan gamelan,” tuturnya.

    Disebutkan, rata-rata pemain gamelan yang ikut serta sudah berumur diatas 40 tahun. Mereka merupakan generasi lama yang tetap bertahan dan menekuni dunia tari tayub. “Hanya ada satu anak muda yang tertarik untuk ikut dan khusus nabuh kendangnya,” tuturnya.

    Ia juga merasa prihatin dengan mulai langkanya generasi muda yang memiliki keinginan untuk melestarikan warisan leluhur. Padahal, gamelan itu memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. “Sebenarnya kalau ada yang ingin dilatih kami juga siap, sayangnya generasi muda mulai tidak menyukai. Padahal, gamelan itu sangat berpeluang untuk mendapatkan penghasilan,”tuturnya.

    Menurutnya, menurutnya keinginan atau rasa memiliki warisan budaya leluhur itu lebih dikarenakan kurangnya pagelaran secara besar-besaran. Pagelaran kesenian tradisioanl paling banyak digelar pada bulan-bulan tertentu selama satu tahun. “Kalau musik dangdut atau pop kan sering digelar secara besar-besaran. Sementara, tari lengger atau tari tayub digelar setiap ada hajatan tertentu,” tuturnya kepada Harian Wonosobo.

    Menurutnya, untuk generasi dibagian sinden tidak terlalu kesulitan. Tetapi, generasi yang memainkan alat musiknya mulai langka. “Di Watumalang saja untuk tayub ada dua yang masih aktif dan sering diundang ke berbagai desa. Yaitu di Pasuruan dan Krangean,”tuturnya.

    Senada dengan Mahri pemain alat musik Lengger yang mengatakan, untuk kesenian tradisional di desanya sudah mulai hilang. Sebab, generasi muda sudah tidak ada yang bisa memainnkannya dengan baik. “Alatnya masih ada, tetapi yang memainkan adalah generasi lama. Dan saat ini generasi muda belum ada yang bisa memainkan alat musik lengger dengan baik,”katanya.

    Ia mengaku, terpikat dengan musik lengger karena pada beberapa tahun lalu sering digelar tarian lengger dan tayub di alun-alun. Setiap grub musik diundang dan didatangkan untuk memainkan. “Pada saat itu saya merasa tertarik untuk bisa bermain gamelan,” jelasnya. (Red-HW12/Foto: Jam/Harian Wonosobo).
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Seni Tradisional Wonosobo Harus Dilestarikan Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top