Musim Hujan, Debat Calon Bupati-Wakil Bupati Wonosobo Malah Garing

Suasana debat Cabup-Cawabup Wonosobo yang dihelat KPUD Wonosobo di gedung Sasana Adipura Kencana Wonosobo.

Wonosobo, Harian Wonosobo - Debat pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo digelar Selasa malam (10/11/2015) di gedung Sasana Adipura Kencana Wonosobo, dinilai tidak sesuai harapan masyarakat. Proses debat terkesan  garing dan tidak visioner.

Anggota DPRD asal PKB Suwondo Yudhsitiro mengaku debat calon bupati dan wakil bupati yang dihelat oleh KPU Wonosobo, hambar dan tidak memilki greget. Empat paslon yang diharpkan all out menyampaikan visi misi dan solusinya ternyata tidak terjadi.

“Hambar dan tidak ada greget, hanya mampu mengurai masalah tanpa mampu memberi solusi yang jelas,” ungkapnya.

Menurutnya, publik di Wonosobo berharap seluruh paslon mampu menyampaikan visi dan misi serta program 5 tahun kedepan, namun rupanya dari tujuh sesi yang ditampilkan, tidak terlihat sesuatu yang baru yang diperlihatkan oleh semua paslon.

“Semua memang paham dan mampu mengurai persoalan, baik itu masalah infrastruktur jalan, pariwsta, ekonomi dan juga masalah pelayanan publik, tapi sekali lagi, tidak solutif, penonton yang melihat langsung serta mendengar melalui radio merasa kecewa,” imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan, untuk menjadi pemimpin daerah, seseorang mestinya sudah siap dengan berbagai gagasan, ide dan mampu memberikan inspirasi kepada masyakrat, tapi yang terjadi dalam debat itu sebaliknya mereka terlihat tidak siap.

“Mereka terlihat tidak, siap, grogi dan tidak mampu menguasai keadaan,” ucapnya.

Bahkan politisi asal Watumalang itu menilai visi mis calon pemimpin daerah belum disesuaikan dengan  RPJMD, terlihat isu utama yang ada di RPJMD sama sekali tidak tersentuh oleh paslon.
”Calon bupati dan wakil bupati itu, secara hirarki manajemen berada di tengah, mereka tidak hanya paham soal macro saja, tapi juga soal-soal dilapangan, sehingga bisa mensinkronkan,” tandasnya.

Melihat debat paslon itu, dipastikan rayat akan merasa pesimistis, serta berbahaya bagi proses pemerintahan kedepan, dimana pemerintahan tidak memiliki orientasi yang jelas.

“Kalau boleh saya memberi skor untuk debat itu, semua paslon nilainya di bawah 5, kalau anak SD, tidak lulus dan mengecewakan,” katanya.

Hal sama disampaikan oleh Humam Khasani, anggota DPRD dari fraksi partai persatuan pembangunan, dia menilai debat paslon yang dihelat oleh KPU bersamaan dengan hari pahlawan itu tidak visoner dan mengecewakan.

“Debat itu kalah dengan debat pilkades di desa saya,  sama sekali tidak visioner,” tandasnya.

Pihaknya mengaku mendaptakan banyak grundelan dari warga yang disampaikan via sms, setelah mendengar debat tersebut, mereka mengaku kecewa lantaran tidak ada hal baru, tidak ada perdebatan sengit, tidak adu konsep, serta sangat formalsitik. (Red-HW12/Gus).

22:37