Puluhan pedagang sapi dipasar sapen sedang
berteduh dipinggiran pasar Sapen, Selasa (3/11).
|
Parjo pedagang sapi asal Tugu mengatakan, kondisi pasar hewan Sapen sangat kurang layak. Karena, lokasi yang disediakan tidak ramah terhadap cuaca. Sebab, ketika musim panas, maka sapi akan kepanasan karena tak ada atapnya.
“Sebenarnya sudah seharusnya kondisi pasar sapen diperhatikan. Karena, melihat pasar hewan Banjarnegara sangat mempedulikan penjual dan sapinya. Sebab, sudah ada atap untuk melindungi dari hujan maupun terik matahari,” tuturnya di sela-sela berjualan.
Menurutnya, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk segera mencarikan solusi untuk masalah pasar sapen. Sebab, pasar sapen merupakan aset yang cukup besar memberikan kontribusi kepada daearah.
“Harusnya pemerintah itu cukup tanggap dengan pasar hewan. Karena, ketika dikelola dengan baik dan banyak pedagang yang berjualan dan penjualannya laku banyak maka retribusi akan naik. Secara otomatis akan meningkatkan pendapatan daerah. Kalau dibiarkan begini, secara otomatis kondisinya akan tetap sama saja,” tuturnya.
Ia mengaku terpaksa untuk berteduh dipinggiran pasar karena kondisi pasar sangat panas. Sebab, sudah tidak tahan ditengah pasar dengan berpanas-panasan. “Saya saja sudah merasakan kepanasan, apalagi hewan ternak. Mereka akan stres dan membuat kesehatannya berkurang. Untuk itu, secepatnya pasar hewan sapen dibuatkan atapnya,” tuturnya.
Senada dengan pedagang sapi lainnya, Kholis yang mengharapkan, agar kondisi pasar hewan aman dari kondisi panas maupun hujan. Supaya, pedagang dan pembeli akan merasa nyaman ketika berjualan dipasar sapen. “Harusnya pemda Wonosobo belajar dari pasar hewan Banjarnegara. Karena, saya paling senang berjualan dipasar hewan Banjar yang nyaman,” tuturnya.
Menurutnya, kondisi pasar yang tidak memiliki atap sudah dikeluhkan oleh ratusan pedagang. Namun, belum juga dibangunkan atapnya. “Kalau dibagian tengah memang sudah mulai dibangunkan atap. Tetapi, yang masih kasian itu adalah hewan ternaknya,” tandasnya. (Red-HW12/Foto: Fat/Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment