 |
| Ganjar Pranowo |
“Berdasarkan hasil perhitungan, stok beras di Jateng dipastikan aman hingga April 2016. Jadi saya tidak setuju jika beras impor masuk Jateng. Jelas akan merusak harga beras di pasaran yang pada akhirnya merugikan para petani,” tandas H Ganjar Pranowo saat melakukan kunjungan ke Kelurahan Wringinanom Kertek dan SMK Negeri 2 Wonolelo Wonosobo, Kamis (19/11/2015).
Penolakanan Ganjar terhadap beras impor juga bukan tanpa alasan. Menurutnya, beras di Jateng mengalami surplus beras yang cukup signifikan atau mencapai 3 juta ton lebih. Dengan surplus beras tersebut, maka ketersediaan beras di Jateng masih cukup hingga April tahun depan.
Disebutkan, bahwa produksi beras di Jateng pada 2015 diperkirakan mencapai 10,6 juta ton atau mengalami peningkatan mencapai 10,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Bahkan cadangan beras di Jateng saat ini masih mencapai sekitar 1 juta ton. Dengan kondisi tersebut maka ketersediaan beras di Jateng sangat mencukupi dan tidak butuh beras impor.
“Kebutuhan konsumsi beras di Jateng sekitar 250 ribu ton per bulan. Artinya selama empat bulan ke depan masih aman, karena saat ini masih ada cadangan beras 1 juta ton. Cadangan beras sebanyak itu terdapat di rumah tangga petani, konsumen, penggilingan, maupun pedagang,” jelasnya.
Terkait hal itu, pihaknya telah menginstruksikan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Jateng untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait guna mencegah masuknya beras impor masuk ke Jateng.
“Terus terang saya tidak setuju jika beras impor masuk Jateng. Bukan berarti saya tidak setuju dengan kebijakan pemerintah pusat. Hanya saja jika pemerintah pusat punya alasan lain yang lebih kuat, saya menghormati,” tandasnya. (Red-HW12/Foto: Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment