“Kepulan asap hitam ini, sudah berjalan lama, selama melakukan proses pengolahan kayu. Namun, tidak ada upaya untuk menghentikannya, padahal warga sekitar sangat terganggu,” kata Susi warga Tawangsari, yang rumahnya dekat dengan pabrik kayu tersebut dirumahnya, Jumat (28/8/2015).
Menurutnya, asap dari pembakaran kayu di pabrik itu juga dirasakan mengganggu pengendera. Kepulan asap pembakaran kayu dari pabrik itu, kata dia mengganggu pernapasan pengendara serta warga yang jarak rumahnya cukup dekat dengan pabrik, apalagi kondisi seperti itu sudah terjadi cukup lama. "Sebenarnya asap pabrik kayu menimbulkan polusi dan mencemari lingkungan. Tetapi, tidak dengan cepat ditangani,” katanya kepada Harian Wonosobo.
Keberadaan pabrik kayu olahan itu, juga dikeluhkan warga Tawangsari, Misbah yang mengaku merasa kurang nyaman ketika pabrik sedang melakukan aktivitas pembakaran kayu. Selain itu asap dan debu serpihan bubuk kayu gergaji dari pabrik kayu itu. Bahkan, jemuran pakaian yang menimbulkan bekas kotor dari debu kayu.
"Pakaian yang sudah bersih dijemur jadi kotor lagi, apalagi kalau menjemur baju putih, debu-debu kayunya itu nempel," kata Misbah kepada Harian Wonosobo yang jarak rumahnya dengan pabrik kayu sekitar 500 meter.
Pihaknya meminta kepada dinas terkait untuk mengatasi kepulan asap tersebut. Supaya tidak mengganggu warga sekitar. Sehingga, warga sekitar merasa nyaman dari gangguan kepulan asap.
“Kami memohon untuk segera ditangani. Karena, masalah asap itu sudah terjadi sejak lama,” tuturnya.
Beberapa bulan yang lalu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Wonosobo berencana untuk menindaklanjuti adanya keluhan warga dan akan segera melakukan pengkajian terhadap keberadaan pabrik kayu olahan. Sebab, untuk kepulan asap tersebut selama ini kita baru dalam taraf pengawasan. Pengawasan itu dilakukan evaluasi untuk asapnya jangan sampai cerobongnya kurang panjang. (red-HW58/Foto: Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment