Kondisi gudang yang terbakar usai kebakaran |
Kebakaran itu bermula saat Nur Asih sedang berada didalam rumahnya bersama dengan anaknya. Kemudian, dari samping rumahnya, yakni gudang pengolahan tempe tercium bau asap. “Awalnya saya sedang dirumah bersama anak saya, tiba-tiba kepulan asap keluar dari dalam pabrik,” ungkap Asih disela-sela membersihkan gudang pengolahan tempe, Selasa (18/8).
Menurut Asih, setelah melihat api yang menyambar gudang pengolahan tempe. Kemudian, keluar rumah dan meminta pertolongan warga sekitar. Beruntung, warga sekitar sedang berkumpul hendak merayakan karnaval. Spontan, warga langsung mendatangi gudang yang terbakar dan memadamkannya. “Alhamdulillah, karnaval belum dimulai dan warga sekitar sedang berkumpul. Kemudian, mereka langsung memadamkan api,” tuturnya.
Asih juga tidak mengetahui secara pasti penyebab kebakaran itu. Karena, proses pembuatan tempe sudah rampung sejak pukul 10.00. Sebab, pekerja hendak ikut meramaikan karnaval. “Saya tidak tahu penyebabnya. Karena, pembuatan tempe sudah rampung pukul 10.00,” tuturnya.
Tak ada korban jiwa dalam kebakaran itu. Hanya saja, tiga mesin pengolah tempe ikut habis terbakar. Lalu, sekitar ratusan tempe yang siap dijual dan sekitar 14 kuintal kedelai juga ikut ludes terbakar. Satu mesin pengolah tempe harganya sekitar Rp2juta.
Asih hanya bisa pasrah dengan musibah yang dialaminya. Sebab, sudah terjadi dan hanya bersyukur api dengan cepat bisa dipadamkan dan tidak merember ke rumahnya serta rumah warga sekitar. (Red-HW34/Foto: Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment