“Sebenarnya ijin toko modern itu perlu ditinjau. Karena, di Kabupaten Wonosobo untuk toko modern sangat marak. Bahkan, jumlah hampir menyamai pasar tradisional,” kata Anggota DPRD Kabupaten Wonosobo, Rofik Aziz di kantornya kepada Harian Wonosobo.
Menurutnya, jumlah toko modern yang ada saat ini hampir menyamai pasar tradisional. Sebab, pedagang tradisional yang terdiri dari para pedagang pemilik ruko, kios dan los jumlahnya juga sebanding.
“Ada sekitar 39 pasar yang terbagi dalam pasar daerah dan pasar desa. Kemudian, sudah ada sekitar 25 toko modern. Jumlah ini sangat membahayakan, apabila perijinannya tidak ditinjau,” katanya.
Menurutnya, pihaknya tidak antipati terhadap keberadaan toko-toko modern. Sebagai salah satu jenis usaha yang mampu menyerap tenaga kerja, pihaknya memberikan apresiasi positif.
”Namun keberadaannya perlu diatur agar tidak mematikan pasar tradisional yang sudah ada. Sebab, kasian dengan nasib pedagang yang ada saat ini,” tuturnya.
Dari puluhan pasar tradisional, ada beberapa di antaranya menjadi perhatian pihak legislatif. Pasalnya, ada pasar yang dianggap penting dan perlu mendapatkan perlindungan melihat luas wilayah dan jumlah pedagang yang menggantungkan penghasilannya di pasar tersebut.
“Ada beberapa pasar tradisioan yang perlu untuk segera diperhatikan. Diantaranya, pasar induk Wonosobo. Karena, paska kebakaran pedagang banyak yang mengalami kesulitan,” tuturnya.
Menurutnya, apabila semakin banyak pasar tradisional maka akan menguntungkan warga. Sebab, perputaran uang akan tetap berjalan di daerah. Namun, bila semakin banyak toko modern maka uang akan pergi dari luar daerah.
“Dampaknya perekonomian masyarakat yang akan tercekik. Karena, perputarannya tidak didalam daerah,” pungkasnya. (red-HW34/Foto: Harian Wonosobo).
0 komentar:
Post a Comment