Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Friday 5 February 2016

    Advokasi IPM Jateng: Valentine’s Day di Depan Mata, Sudah Siapkah Kita?

    Oleh IPMawati Alia
    Penulis adalah Anggota Bidang Advokasi PW IPM Jawa Tengah, mahasiswi Universitas Darul Ulum Jombang

    Kalau sudah berani mengharamkan muslim untuk “Mengucapkan Selamat Natal” lalu kenapa tidak berani mengharamkan muslim untuk “Merayakan Valentine” ?

    Kata Valentine's Day sudah tidak asing lagi bagi kita, khususnya bagi para remaja, dan lebih khusus lagi bagi para remaja yang lagi kasmaran. Moment Valentine sangatlah dinanti-nantikan oleh sebagian besar para remaja yang merayakannya, semua acara sudah dipersiapkan mulai dari ngepacking kado buat sang kekasih sampai jadwal ngedate pun sudah mulai terencana dengan rapi. Atas nama cinta dan kasih sayang (yang terlarang)! Propaganda Valentine’s day atau hari Kasih Sayang, yang jatuh pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya selalu dirayakan oleh banyak muda mudi di Negara kita.

    Apakah Valentine Itu?
    Asumsi banyak remaja tentang valentine's banyak diartikan sebagai hari yang agung, dimana menurut mereka Valentine's Day adalah hari kasih sayang yang harus dan wajib hukumnya untuk dirayakan, walaupun saya yakin, masih banyak para remaja kita tidak tahu apa itu Valentine dan asal usul Valentine.Sadarkah bahwa banyak sekali permasalahan didalam perayaan valentine tersebut?

    Pasangan muda yang lagi memadu kasih atau bahkan mereka yang sudah berkeluarga sangat bergembira dengan valentine day ini. Namun, tahukah mereka dengan hari yang diperingati setiap tanggal 14 Februari ini? Apakah hari Valentine itu?

    Valentine adalah sebuah perayaan yang sama sekali tidak ada didalam budaya manapun dan tidak ada didalam agama manapun, dan valentine ini merupakan hari peringatan yang berasal dari kebudayaan - kebudayaan yang tidak jelas, namun diyakini valentine ini adalah nama dari pendeta katolik yang bernama St Valentine. Dan dari nama pendeta tersebut setiap tanggal 14 pebruari dirayakan sebagai hari valentine.

    Pergeseran nilai terjadi, dari nilai-nilai Ilahi menjadi nilai-nilai syaithani yang kotor dan bathil. Umat Islam semakin diarahkan kepada nilai-nilai jahat yang nampaknya Islami dan dapat diterima akal tetapi sebenarnya menjauhkan ummat Islam dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Berkembanglah berbagai pendapat mengenai nilai-nilai Islam yang sudah kuno dan ketinggalan zaman sehingga perlu sedikit disesuaikan dengan perkembangan zaman. Semua ini tidak terlepas dari usaha-usaha musuh Islam yang senantiasa berusaha menghancurkan umat Islam, maka sungguh benar firman Allah Ta’ala: “Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. 2 : 120)

    Konspirasi jahat tersebut banyak diarahkan kepada generasi muda Islam sebagai generasi yang diharapkan sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan umat dan masih memiliki waktu yang cukup panjang dalam menata dan meniti kehidupan. Namun tanpa disadarinya dirinya telah diracuni dengan berbagai nilai kotor yang bathil sehingga menjadikannya terlena. Salah satu di antaranya adalah Valentine’s Day.

    Valentine’s Day berawal dari semboyan sederhana yang nampaknya baik bahkan sesuai dengan Islam, dilancarkanlah Ghazwul Fikri (invasi pemikiran) yang pada akhirnya berkembanglah budaya pacaran, saling memberi kartu ucapan kasih sayang, bahkan lebih jauh dilanjutkan dengan dansa-dansi, bernyanyi, berciuman, berpelukan dan cumbuan antara lawan jenis, padahal mereka belum terikat oleh tali pernikahan yang sah.

    Penurunan moral yang sangat menjijikkan ini terjadi pada setiap tanggal 14 Februari. Bagi generasi muda, termasuk generasi muda Islam yang jahil (bodoh) terhadap agamanya, Valentine’s Day merupakan hari keramat yang ditunggu-tunggu kedatangannya karena merupakan momen untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada sang pacar, sehingga perbuatan amoral pun sah untuk dilakukan

    Apa Dampak dalam Merayakan Valentine?
    Kebanyakan para remaja menyalahgunakan hari valentine tersebut, sehingga banyak diantara para remaja membuat party untuk menyambut datangnya hari valentine, jadi para remaja bukan menunjukkan dan mengaplikasikan rasa sayang kepada seseorang tapi justru menjerumuskan moral remaja itu sendiri.  Valentine digunakan sebagai ajang maksiat dan sebagai ajang pengantar atau basa basi untuk melakukan hal - hal yang dilarang agama. Jelas itu haram hukumnya.

    Dampak ini sungguh mengerikan, budaya seks bebas telah melanda para remaja. Apalagi dengan adanya budaya-budaya non muslim yang merusak aqidah para remaja khususnya remaja Islam. Di Semarang, Jawa Tengah, misalnya. tingkat penjualan alat kontrasepsi di beberapa apotek dan toko asesoris seks, laris manis. Menurut salah satu pemilik toko asesoris seks, di Jalan Kusumawardani Raya mengaku ada peningkatan penjualan alat kontrasepsi. Konsumen asesoris seks ini didominasi oleh para remaja dan mahasiswa. Bahkan, katanya, mayoritas mereka sengaja memesan barang yang mereka inginkan melalui telepon. Setelah deal, karyawan toko yang akan mengantarkan pesanan tersebut. “Ya, mungkin mereka malu jika ketahuan temannya datang ke toko kami,” ucap pemilik toko.

    Di Tulungagung, Sejumlah muda-mudi yang sedang merayakan pesta hari kasih sayang secara kolektif atau sendiri di sejumlah hotel, penginapan, karaoke dan kafe terkena razia, karena kedapatan berbuat mesum.

    Hasilnya, sebanyak 20 pasangan mesum dan empat orang wanita yang tidak beridentitas digelandang ke Mapolres Tulungagung. Selain itu polisi juga menyita sebanyak 50 botol minuman keras (miras) berbagai merek dan ukuran yang tersimpan di sejumlah cafe.

    Fakta tersebut terjadi di tahun 2009 tersebut dan jika kita mau membuka fakta selebar-lebarnya tahun-tahun setelahnya tidak jauh berbeda, bahkan semakin parah. Anda bisa mencari informasi selengkapnya tentang berita ini di berbagai media. Maka benarlah sabda Rasulullah :
    “Pasti akan ada dari ummatku suatu kaum yang (berusaha) menghalalkan zina, sutra, khomer (minuman keras), dan alat-alat musik!.” (H.R. Bukhari.)

    Lalu seberapa siapkah Ikatan Pelajar Muhammadiyah - yang notabene sebagai organisasi pelajar muslim yang dikatakan Menpora sebagai kiblat OKP nasional- dalam “menyambut” Valentine’s Day ?
    Sudah siapkah kita menyelamatkan aqidah sesama Muslim?

    Catatan: Advokasi adalah sebuah bidang dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang diarahkan pada penyadaran, pendampingan, dan pembelaan terhadap hak-hak pelajar melalui pengembangan budaya kritis di kalangan pelajar.


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Advokasi IPM Jateng: Valentine’s Day di Depan Mata, Sudah Siapkah Kita? Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top