Perajin batik Talunombo sedang menujukkan batiknya, Jumat (26/2). |
Wonosobo, Harian Wonosobo - Batik, bukan hanya diminati kalangan kelas
borjuis saja, saat ini komoditas batik sudah menjadi kain tradisional pilihan
utama untuk semua fashionable dari masyarakat
hingga pemerintahan.
Kebanggaan pada kain batik tradisional Indonesia sangat beralasan
karena saat ini banyak masyarakat yang sudah bertahun-tahun mengembangkan usaha
batik menjadi produk andalan hingga para
wisatawan baik mancanegara maupun lokal terpukau.
Di Wonosobo sendiri batik carica lestari Talunombo sudah mendunia
hingga negeri Singapura sebagai oleh-oleh dan bingkisan, batik yang sudah
menembus pasar luarnegeri akan terus dipertahankan kualitasnya.
Alfiyah Eli, ketua sekaligus marketing produk mengatakan selain luar
negeri, beberapa pulau diluar Jawa juga
sering memesan. "Baru-baru kami mengirim 135 pakaian batik ke wilayah
Sulawesi" tuturnya, Jumat (26/2).
Corak yang beraneka macam mulai dari corak daun suji, carica, maoni dan
lain-lain membuat konsumen semakin menyukai, dari 100 motif yang dibuat,
rata-rata konsumen lebih menyukai warna lembut dan bercorak bunga kecil. Kreatifnya, semua corak merupakan ide asli dari para
anggotanya.
Terlepas dari meningkatnya pesanan batik Talunombo, Eli mengungkapkan
berbagai kendala yang dihadapi ketika memasarkan produk kain ataupun produk
pakaian jadi. "Semua bahan harus kami beli di Pekalongan, jarak yang cukup jauh memang membuat harga
menjadi mahal, wajar jika masyarakat mempertanyakan hal itu,” ujarnya.
Meski begitu, batik carica lestari tetap eksis dengan mengikuti
berbagai pameran baik didalam dan diluar kota, selain itu usha mereka bahkan
mampu berkontribusi dalam mengurangi jumlah pengangguran di Desa. Kini ada
serapan 25 karyawan dari kalangan ibu-ibu rumah tangga yang telah cukup mahir
membatik, mewarnai dan mendesain. (HW99-Usy Yudha Prasetya-Harianwonosobo)
0 komentar:
Post a Comment